Topik
ini saya pilih karena ini merupakan sesuatu yang menarik untuk dibicarakan.
“Anak Jaman Sekarang” (sebenernya mau ngasi judul pake bahasa Inggris: “Kids
this Era” tapi kayanya kurang pas gitu. Mmm tapi sebenernya engga juga sih,
bagus juga. Oke abaikan.)
Anak-anak
jaman sekarang kalau kita lihat makin gede makin tidak bisa diatur. Makin gede
makin malas belajar. Makin gede makin sering bohong sama guru dan orang tua.
Makin gede makin cuek, sukanya hura-hura, dapet nilai bagus dengan jalan
pintas. Mungkin yang membaca ini berpikir, “Ih apaan si ni anak sok banget.”. Weiiittsssssssszsszzsshh.
Tapi memang itu yang benar-benar terjadi. Seiring dengan bertambahnya umur
namun tidak diikuti oleh sikap dan pikiran yang lebih dewasa dan rasional.
1. Makin gede makin tidak bisa
diatur.
Semakin
dewasa anak, semakin mereka banyak berjumpa dengan orang-orang luar yang kadang
bisa membawa pengaruh baik/buruk. Tergantung masing-masing individu, jika dari
masih muda sudah punya dasar dan prinsip yang kuat, maka tidak akan mudah
terbawa arus. Makin tidak bisa diatur berarti mereka mendapat pengaruh negatif.
Memang sih seumuran remaja pengennya main dan menikmati masa remaja, tapi coba
pikirkan masa depan. Belajar. Suatu saat mereka akan sadar dan mungkin menyesal
mengapa dulu waktu masih remaja tidak mengisi waktu dengan hal-hal berguna
untuk menunjang masa depan. Mereka malah menghabiskan waktu untuk
bersenang-senang yang porsinya melebihi batas. Ketika diingatkan guru/orang tua
untuk belajar hanya bilang, “Iya..Iya..” kadang diikuti rasa marah bahkan
mengumpat. Coba dipikirkan baik-baik, guru & orang tua usianya jauh lebih
tua dari kita. Otomatis mereka punya lebih banyak pengalaman tentang menjalani
hidup. Mereka mengingatkan kita untuk berbuat baik, belajar, mengisi waktu
dengan hal-hal berguna agar kita tidak terjerumus ke dalam hal-hal negatif yang
merugikan untuk masa depan. Tapi kadang dengan keegoisan anak sekarang, mereka
hanya menganggap itu angin lalu. “Boam” alias “Bodo amat. Yang penting gue
seneng.” Cobalah sekali-kali renungkan kenapa guru & orang tua sering
menegur dan menasehati kita.
2. Makin gede makin sering
bohong sama guru & orang tua
Berlanjut
deh karena ngga suka dinasehatin dan ditegur jadi suka bohong. Kalau ditanya,
“Udah belajar belum?” “Udaaaahh” padahal belum. “Lagi ngapain?” “Belajar”
padahal main hape sama internetan. Bohong itu ngga baik, dan dosa (bagi yang
tahu dan sadar^^). Kenapa tetap dilakukan? Merasa nyaman dengan berada dalam
‘zona kebohongan’ itu? Ati-ati kena karma lho. Soon or later.
3. Makin gede makin cuek,
sukanya hura-hura, dapet nilai bagus dengan jalan pintas.
Dulu,
saya punya seorang guru les matematika. Beliau orangnya bijak banget. Suka
ngasi pelajaran-pelajaran kehidupan (tsah apabanget bahasanya -_-). Salah
satunya yang masih saya ingat sampai sekarang: “Kalau kamu sekolah hanya untuk
nyari nilai, kamu ngga bakal dapet ilmu.” 100% benar. Nilai mudah di dapat, mau
dapet nilai bagus? Nyontek, pake kunci jawaban. Tapi apa puas dengan hasil
bagus karena curang? Disamping itu, kita juga rugi. Menghabiskan waktu
bertahun-tahun lamanya buat sekolah tapi berakhir dengan ujian yang curang. Wasting time! Kenapa ngga langsung minta ujian dan bawa
kunci jawaban aja? Selesai kan? Yang dikejar kan nilai bukan ilmu. Suatu saat
mungkin para contekers dan curangers akan sadar sama dampak perbuatan mereka.
Mungkin sekarang belum terasa, masih enak, aman, diatas KKM, naik kelas. Tapi
nanti kalau kuliah? Kerja? Kita bakal bekerja sesuai bidang yang kita mampu dan
inginkan, nah kalau ilmu-ilmu yang diujikan sebelumnya kita nge-skip begitu aja dengan nyontek, ilmu apa
dong yang bisa kita pake buat bekerja nanti. Kita tidak bisa memutar waktu. Time is the key of life. Kalau mau jadi
orang berhasil di masa depan, gunakan waktu muda sebaik-baiknya untuk mencapai
apa yang dicita-citakan. Berpikir lebih dewasa, apa yang akan terjadi jika saya
melakukan ini.
4. Belajar menghargai orang
lain.
Anyway,
sikap menghargai orang lain juga perlu. Mau kita suka atau tidak dengan orang
itu, kita harus tetap menghargai dia. Kita berhak tidak suka dengan orang lain,
tapi orang lain juga berhak dihormati dan tidak diolok atau dicela seenaknya.
Cobalah buat menghargai orang lain, nobody
is perfect and so are they. Mungkin suatu saat kita akan membutuhkan orang
yang kita benci. Hm terus apabila kita bener-bener ngga suka dengan orang itu,
kita bisa bilang ke dia baik-baik untuk memperbaiki diri. Jangan bisanya cuma
mengkritik tanpa memberika solusi. Bayangkan aja jika kita ada di posisi dia,
sakit hati kan? Tiba-tiba dijadikan bahan olokan dan diperlakukan tidak enak
oleh orang-orang di sekitar. Mereka juga perlu dihargai. Buat yang mengolok,
kalian juga tidak sempurna. Belum tentu kalian lebih baik daripada yang diolok.
Lagi pula ngapain sih sibuk-sibuk mencari kekurangan orang lain? Ada hal-hal
lain yang jauh lebih penting dan bermanfaat dibandingkan melakukan itu.
5. Belajar peduli dengan hal
kecil.
Hal-hal
kecil yang cenderung dipandang remeh kadang suka kita abaikan. Contohnya: nanya
dikit-dikit waktu ulangan untuk meyakinkan jawaban kita betul atau tidak.
Secara tidak langsung akan mendidik diri kita untuk tidak percaya pada diri
sendiri alias ragu dengan kemampuan kita. Bergantung dengan orang lain, apakah
yang telah dikerjakan benar atau tidak, khawatir apabila tidak mendapat nilai
bagus dan diatas KKM. Padahal jawaban orang lain juga belum tentu betul kan? Banyak
hal-hal kecil kadang yang kita suka remehkan yang sebenarnya bedampak besar.
Saya pernah membaca sebuah quotes di twitter yang intinya: kita tidak akan menjadi orang besar jika kita tidak peduli dengan
hal-hal yang kecil. Orang-orang besar memperhatikan hal-hal kecil sehingga
dalam setiap langkahnya tidak salah jalan. Berhenti meremehkan hal-hal kecil
karena suatu saat kita akan sadar bahwa itu memberikan dampak yang besar.
Mungkin bagi yang
baca ini mikirnya pasti: “Apaan sih, soktau banget.” Dan blah blah blah. I just wanna share what’s on my mind here.
You can take the positive things or just pass this away without getting any
value. Terima kasih bagi yang sudah membaca. Maaf kalau ada kata/kalimat
yang mungkin tidak enak dan menyinggung. Semoga bisa diambil hal-hal positifnya
untuk menjadikan kita lebih baik kedepannya. Berubahlah selagi ada waktu,
sebelum semuanya terlambat. ^^. (Fanny)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar