Apa yang pertama
kali kita pikirkan saat mendengar kata “Fangirl”?
Fangirl itu
terdiri dari dua kata, fan (penggemar) dan girl (perempuan/cewek/gadis). Jadi
fangirl adalah fans perempuan. Nah ada lagi istilah fangirling, kalau ditambah
“ing” berarti aktivitas yang dilakukan sama fangirl itu. Contoh: ada seorang
fangirl yang mengetahui penyanyi kesukaannya akan menggelar konser di
negaranya. Si fangirl buru-buru beli tiket karena takut kehabisan. Tibalah hari
dimana konser diadakan. Dengan segenap jiwa dan naluri seorang fangirl dia akan
berusaha tampil se-khas mungkin untuk menunjukkan bahwa dia adalah fans
(tingkat menengah ke parah) si penyanyi itu. Berbagai atribut pun disiapkan,
dari mulai baju yang akan dia pakai. Biasanya baju bergambar atau bertuliskan
hal yang berkaitan dengan penyanyi itu. Selain itu ada juga yang menyiapkan
banner berharap akan dibaca. Masih banyak atribut-atribut lain seperti
lightstick, bando, dan masih banyak lagi yang unik-unik. Fangirling itu beda
tipis dengan jatuh cinta. Menjadi seorang fangirl bisa dibilang jatuh cinta
secara terang-terangan tanpa harus khawatir soal tanggapan orang lain dan
tanggapan orang yang kita suka.
Jadi fangirl
adalah hal yang menyenangkan. Setidaknya begitu yang kurasakan selama kurang
lebih 6 tahun menjalani hidup sebagai fangirl. Aku jadi termotivasi untuk
menjalani sesuatu. Mungkin juga ini disebabkan karena aktivitas otak yang lagi
“jatuh cinta” dan membuat kita lebih bersemangat. Nggak jauh beda saat kita
jatuh cinta sama seseorang di kehidupan nyata. Semua yang dilakukan rasanya
lebih berarti dan kita makin bersemangat melakukan hal-hal yang biasanya
biasa-biasa aja. Iya kan? Contoh motivasi ini saat aku pengen banget ketemu
Westlife dan malu banget seandainya nggak bisa bahasa Inggris di depan mereka.
Nah sekarang tinggal gimana caranya bisa fasih bahasa Inggris dalam kurun waktu
beberapa bulan. Hahaha padahal belum tentu dapet meet and greet udah siap-siap
aja. Akhirnya persiapannya udah cukup, bahasa Inggrisku mulai mendingan
dibanding dulu yang masih suka salah grammar dan keliatan pas-pasan banget.
Walaupun akhirnya aku belum dapet kesempatan meet and greet sama mereka, tapi
setidaknya aku dapet hal positif dimana bahasa Inggrisku mulai membaik. Selain
bahasa Inggris aku jadi belajar menabung, aku beli tiket Westlife dengan uangku
sendiri yang berhasil kukumpulkan selama setahun. Jualan pulsa, jajan
dikurangin rela aku lakukan demi nabung buat beli tiket konser yang sudah lama
kunantikan. Aku juga iseng buka tiket pesawat dan mengira-ngira cukup nggak
uangku buat beli tiket konser plus tiket pesawat ke Jakarta. Temen-temenku
mungkin berpikir kalau aku terlalu gila dan fanatik sama boyband satu ini, tapi
kenyataannya memang iya. Beberapa dari mereka sempet ngga percaya kalau aku
bakal ke Jakarta dan bolos sekolah demi Westlife. Padahal itu seminggu sebelum
UTS. Nekat! Nonton konser tentunya nggak asyik sendirian kan? Nah karena
fangirling juga aku punya banyaaaak temen baru. Kita nonton konser bareng,
kadang gathering dan hang out bareng.
Kelihatannya
menyenangkan ya jadi fangirl? Yep! Tapi kembali ada suka ada duka. Dukanya jadi
fangirl juga lumayan lho. Contohnya: seorang fangirl baru saja menonton konser
penyanyi kesukaannya untuk pertama kalinya. Selang dua minggu kemudian,
penyanyi itu mengumumkan bahwa dia akan berhenti. *hening* rasanya nggak
sanggup. Selama ini si fangirl sudah begitu semangat menantikan album baru,
tour, DVD, merchandise, dan segala berita tentang penyanyi itu dan tiba-tiba
semuanya dihentikan? Di kehidupan nyata ini rasanya kayak ditinggalin pacar.
Semua kenangan masih tersisa namun si pemberi kenangan hanya tinggal asa. Ada
juga dimana saat seorang fangirl merasa cemburu berat saat artis kesukaannya
pacaran/ menikah. Rasanya kayak, “Kenapa bukan aku? Kenapa harus dia?” dramatis
sekali ilustrasinya. Hahahaha. Ini mungkin juga karena jadi fangirl suka mengklaim
kalo orang yang kita fangirl-in adalah pacar/gebetan/suami dan lain-lain. “Kim
Soo Hyun itu pacarku, titik.” Kita harus belajar menerima bahwa dunia kita dan
si artis memang berbeda. Mereka artis dan pasangannya pasti sesama artis
(walaupun ngga semua artis begitu). Kecemburuan ini kadang berlanjut. Kim Soo
Hyun nyebut wanita idamannya adalah aktris dari Inggris, Kaya Scodelario.
Mereka sempat menjalani photoshoot
bareng untuk salah satu produk. Fotonya mesra banget, rasanya kalau liat itu
tiba-tiba ada backsound lagunya cita citata dicampur lagu the last timenya
Taylor Swift. Nanonanonano rame rasanya! Kaya memang cantik banget. Tapi mau
cemburu kayak apapun, who the hell cares?
We’re only fans. We’re just admirer.
Dan ngga berhenti
sampai disitu, karena fangirl adalah seorang wanita dan wanita umumnya
emosional. Nggak jarang suka ngiri satu sama lain. Kalau ada yang dibales
tweetnya atau bisa foto bareng dan dapet kesempatan meet and greet sukanya
jealous-jealous-an. Tentu tanggapan masing-masing orang berbeda. Ada yang,
“Yaudahlah, mungkin belum rejeki.” Ada yang, “Ih kok dia bisa dapet sih? Dia
ngapain emang sampe bisa dapet gituan?” atau “Ini ngga adil!!!!!!” (sambil
nangis meraung-raung di depan kaca) ß
hanya ilustrasi. Jadi, ketahuilan jadi fans itu bukanlah hal yang gampang. Kita
itu sama halnya dengan orang yang dimabuk cinta. Kita merasakan suka, cemburu,
deg-degan, khawatir, dan perasaan-perasaan lainnya. Makanya maklumi kami saat
kami suka mengupdate status dan membicarakan artis kesukaan kami. Karena itulah
bagian dari “show up” kami. Buat
fangirl yang selama ini unek-uneknya sama, jangan lupa recommend di masing-masing socmedmu ya! Sekalian promosiin blog
ini. Huehuehue.
One
thing that I learned from being a fangirl is: Being a fangirl is better than
loving someone secretly. We don’t need to be shy and hide our love feelings
because we can ‘safely’ show it even in public. No need to worry too about what
will their reaction be like. I still can love. He/they still love me as a fan. J
"loving someone secretly"
BalasHapus