Assalamualaikum.
Kali ini aku akan
berbagi cerita tentang seminar yang kuikuti hari Minggu, 5 Juli 2015 kemarin. Seminar
ini berlangsung di kantor mama selama kurang lebih 4 jam dan dibagi 2 sesi. Sesi
pertama bertajuk “Say No To Drugs”
yang dibawakan oleh dokter Aisah Dahlan. Sedangkan sesi kedua bertajuk “Menabung
Energi Positif” yang dibawakan oleh pak Jamil Azzaini.
[WARNING: LONG
POST] !!!
Sebelumnya beberapa
dari kita mungkin sudah sering mendengar slogan-slogan “Say No To Drugs”. Entah di buku tulis kita bagian bawah atau
dikampanye-kampanye anti narkoba. Sebelumnya aku sendiri pernah beberapa kali
mengikuti seminar tentang narkoba, tapi seminar kali ini patut diacungi jempol.
Loh kenapa? Yup! Seminar-seminar sebelumnya rata-rata hanya berupa slide tetang bahaya narkoba, gejala, dan
penanganan yang hanya sekedar hitam diatas putih. Jadi, habis seminar lewat
sudah ilmunya. Apasih yang pertama kali terbayang saat kita mendengar kata
narkoba? Bahaya? Mengerikan? Tapi pernah ngga kita lihat secara nyara orang
yang benar-benar kecanduan narkoba? Ternyata lebih mengerikan dari yang aku
bayangkan. Selama ini aku menganggap narkoba ya narkoba; bahaya, bikin
kecanduan, nanti ujung-ujungnya kalau ngga direhab ya ditangkap polisi. Nah buat
kalian yang berpikiran seperti itu, lebih baik simak paragraf selanjutnya
karena inshaAllah ceritanya menarik.
Sebelum seminar
dimulai, dilantunkan beberapa lagu rohani oleh grup orang-orang mantan pecandu
narkoba yang dibawakan oleh 8 orang, 6 laki-laki dan 2 perempuan.
Bu dokter
Aisah pun memulai seminar dengan memperkenalkan dirinya. “Ah drugs again, it’s gonna be boring” pikirku diawal sesi. No!
setelah selesai memperkenalkan diri, bu Aisah memulai dengan topik pada umumnya
yang dibahas kala seminar narkoba; jenis, bahaya, persentase penduduk Indonesia
yang terjerumus, dll. Di akhir pembahasan topik umum ini diberikan satu tips
bagaimana menjaga keluarga kita agar tidak terkena narkoba? Cukup simple, “aman
dan nyaman”. Maksudnya? Buatlah rumah, sekolah, atau kantor aman dan nyaman. Mungkin
kalau aman relatif sudah terlaksana. Tapi nyaman belum tentu.
Bagaimana membuat
suasana nyaman? Bu Aisah menghadirkan materi tentang psikologi, perbedaan
laki-laki dan perempuan. Sebenarnya, perempuan dan laki-laki punya kesamaan,
yaitu sama-sama spesies manusia (ha ha ha) dan memang hanya itu persamaannya. Berikut ini beberapa fakta tentang pria dan
wanita:
a. Pria punya stok 7.000 kata
per hari sedangkan wanita 20.000 kata per hari.
Inilah sebabnya kenapa perempuan
kebanyakan begitu bawel dan cerewet. Karena memang stoknya banyak. Sedangkan
bagi suami istri, kenapa kalau suaminya pulang ke rumah ngomongnya hanya
sedikit? Karena stoknya sudah habis di kantor._. terkadang mungkin saat
perempuan berbicara pada laki-laki dan ditanggapinnya cuma, “Hm” atau bahkan hanya
menengokkan kepalanya, ketahuilah ternyata itu lumrah. Memang laki-laki seperti
itu.
b. Corpus
Callosum
wanita lebih tebal daripada pria.
Apa itu corpus callosum? Corpus callosum
adalah bagian dari otak yang menghubungkan otak kanan dan kiri (selebihnya liat
di google, takut salah). Ternyata corpus callosum wanita lebih tebal dari pria,
apa artinya? Wanita memiliki kemampuan untuk melakukan banyak hal dalam satu
waktu. That’s cool yeah? Hahaha. Sedangkan pria hanya dapat melakukan satu hal
dalam satu waktu karena itu pria lebih mudah konsentrasi. Dan ketika pria
berkonsentrasi, pendengarannya menurun. Itu sebabnya, kalau ada istri manggil
suaminya yang lagi asyik nonton bola, dia ngga nyaut-nyaut. Sekarang sudah tau
sebabnya kenapa kan? J
c. Pria lebih suka membicarakan
ide/gagasan sedangkan wanita lebih suka mencari informasi.
Well, pria cenderung lebih suka
kalau membicarakan gagasan. Misalnya di sebuah rapat. Sedangkan wanita lebih
suka mencari informasi….hmm pasti mikirnya ke gossip ya? I know L
d. Pria tertarik dengan benda
yang bergerak
Itulah sebabnya kenapa pria suka
nonton bola atau main games dan bisa
tahan berjam-jam. Kalau toh ada wanita yang seperti itu, berarti dia kelebihan
sedikit hormon testosteron (oh…baru tau._.). Ada saat dimana wanita bicara ke
pria dan dia tidak menatap wajah wanita, kenapa? Karena mungkin wanita itu
bukan muhrimnya (trying to tell joke
ha ha). Bukan bukan, karena pria tidak betah melihat wajah. Dan tentunya bukan
karena ingin bersikap acuh tak acuh! Karena itu saat berbicara dengan pria dan
dia tidak menatap wajah kita, just keep
talking. Mereka mendengarkan kok, asal tiap 10 menit kita tanya, “ngerti
nggak?” hehe.
e. Pandangan pria lurus dan
panjang sedangkan wanita pendek dan lebar
Coba luruskan tanganmu ke depan
dan fokus tatap jari tengah. Kalau wanita masih bisa melihat sekeliling kanan
dan kiri sedangkan pria tatapannya fokus lurus dan panjang. Itulah kenapa
wanita pas masak bisa sambil liat kanan kiri kalau ada tikus atau kecoa!
f. Pria menginginkah kedudukan,
kekuasaan, dan bersaing sedangkan wanita menginginkan hubungan dan kerjasama
Rata-rata ibu-ibu punya
perkumpulan kan? Hahaha. Entah perkumpulan beli sayur barenga atau PKK,
pengajian, arisan, dll. Ya, karena wanita mengingikan hubungan dan kerjasama. Kalau
pria lebih menginginkan kedudukan, kekuasaan, dan bersaing. Hal ini berkaitan
juga dengan poin c karena pria lebih suka membicarakan ide/gagasan.
g. Wanita bisa berubah ekspresi
wajah 6 kali dalam 10 detik
Perhatikan ilustrasi ini!
Osa : “Fany, 1D mau ke Indonesia! Akhirnya!” (bahagia
berbunga-bunga)
Fany : “Wah Alhamdulillah yah” (ikut seneng)
Osa : “Tapi Zayn ngga ikut” (sedih)
Fany : “Loh kenapa?” (kaget)
Osa : “Dia keluar dari 1D” (makin sedih)
Fany : “Demiapa? Yaampun sa, sabar ya. Masih mending 1D ngga
bubar.” (menegarkan)
Got
it?
Banyak ekspresi.
Kalau pria satu ekspresi dalam 10
menit. Tunggulah menit ke 11 keatas untuk melihat responnya yang lebih
ekspresif. Jangan keburu bĂȘte,ok?
Setelah memaparkan tentang
perbedaan pria dan wanita, bu Aisah meminta mbak&mas yang membawakan lagu
tadi untuk mendemonstrasikan bagaimana ketika mereka menghisap ganja dan
kawan-kawannya. Biasanya, jenis narkoba ini digunakan untuk menghilangkan rasa
sakit. Efeknya bisa jadi bahagia sesaat dan halusinasi, namun selanjutnya? Kesakitan
yang luar biasa. Melalui peragaan langsung ini, aku jadi tau betapa ngerinya
pakai narkoba. “Sakitnya seperti kuku kita dicabut.” kata dr. Aisah. Ada lagi
jenis pil yang biasa dipakai di diskotik, kalau kita minum seperempatnya aja
jantung kita yang biasanya berdebar 80-90 kali per menit menjadi 120 kali per
menit. Itulah kenapa di diskotik disetelkan musik berirama cepat untuk
mengimbangi detak jantung mereka. Seperempat pil ini membuat mereka bisa joget
sampe 2 jam! Really have to say no to
drugs, right? Lebih baik buat ngaji… (alim J)
Hati-hati juga dengan orang yang bicaranya cadel, lidahnya terasa berat, dan
ngelantur. Bisa jadi dia sedang menggunakan narkoba. Dan sebenarnya masih
banyak lagi peragaan dari masig-masing efek yang ditimbulkan oleh berbagai
jenis narkoba. Terlalu panjang kalau diceritakan satu-satu disini hehe.
Kemudian ada sesi tanya jawab
dengan mantan pecandu. Yang mengejutkan saat ditanya darimana mereka
mendapatkan narkoba tersebut, salah satu dari 2 perempuan itu menjawab dari
teman laki-lakinya di pesantren. Dia dulu seorang santri yang baik hingga
kemudian terjerumus ke penyalahgunaan narkoba. See? Narkoba bisa beredar
dimana saja. Waspadalah! Dan yang lebih mencengangkan lagi, dia adalah
pemakai terlama diantara teman-teman se grup musiknya, 17 tahun. Ia mengaku
dulu sehari bisa menghabiskan 2 juta untuk membeli barang terlarang itu. Lalu darimana
dapat uangnya? Pertama dari uang tabungan, kemudian kalau sudah habis mulai
malak, ngamen, mencuri, dan memicu tindak kriminal lainnya. Ada juga yang
mencicipi narkoba sejak usia 14 tahun, SMP! Masa ketika sudah ngga lucu tapi
ganteng juga engga hahaha. Ia mengaku dapat dari temannya.
“Kalian dulu punya prestasi nggak
sebelum kecanduan narkoba?” tanya dr. Aisah. Satu per satu pun menjawab, ada
yang juara MTQ (MTQ?!?!?!?!!!), nyanyi, baca puisi, sepak bola, dll. Awalnya mereka
adalah anak baik-baik hingga bertemu orang yang salah disaat yang salah.
“Kalian dekat ngga sih sama orang
tua?” tanya dr. Aisah lagi, semuanya menjawab tidak. Dan ketika disuruh
menyampaikan apa yang ingin disampaikan kepada orang tua, mereka rata-rata
menjawab kalau anak tidak suka dimarahi, dibanding-bandingkan hingga
menyebabkan dia tidak betah di rumah karena setiap pulang selalu dimarahi.
Alhamdulillah kini mereka sudah
memasukin tahap “clean” walaupun tidak bisa sepenuhnya. Mereka harus tetap
bersama dan membentuk grup karena kalau lepas bisa tersangkut lagi. Untuk kita,
ada baiknya kita mendukung perubahan baik mereka. Jangan terus-terusan
menganggap mereka masih sama. Justru dukunglah pemulihan mereka dan jangan
biarkan generasi muda kita diracuni obat terlarang! Kenali gejalanya dan SAY NO
TO DRUGS!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar