Assalamualaikum
fellas! Hehehe, it’s be a looooong time no see, finally I got this spare time to write
again. Jadi, ceritanya termotivasi nulis lagi karena habis baca blognya
Felix, si dedek fanboy yang berkedok haters. Oke, di postingan kali ini aku
bakal membahas tentang hijrah. Subhanallah, Fany (?)
Hijrah
Hijrah itu apa sih? Hijrah itu
artinya berpindah. Berpindah dari Park Bo Gum ke Yoo Seung Ho? Oh no! Hehehe.
Hijrah yang dimaksud disini adalah berpindah menjadi lebih baik. Kenapa harus
hijrah? Karena kita ga boleh puas gitu-gitu aja sama diri kita sendiri. Kalau
kata Mbak Zhifa di KAKAP kemarin, “kalau teman-teman hanya belajar itu-itu
saja, it will inhibit you to grow”. Konteks hijrah yang akan kubahas
disini tentang hijrah dalam “agama”. Well, guys, kalian tau kan aku ngga
alim-alim banget, aku juga masih belajar, pengetahuan agamaku juga masih biasa
banget dibanding teman-temanku. Tapi disini aku mau share beberapa pengalaman dan pandanganku.
Kenapa Hijrah?
Pertama-tama saya mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah menerima saya di UII. Hehehe. Yup, sesuai
kan sama firman Allah Q.S Al Baqoroh : 216 tentang apa yang kamu suka belum
tentu baik bagimu, dan apa yang kamu benci juga belum tentu buruk bagimu.
Disini aku bertemu banyak orang yang membuatku terinspirasi, sekecil apapun
yang mereka lakukan pasti ada aja sesuatu yang spesial.
Awal semester 4 kemarin merupakan
titik balik breakthroughku lagi. Aku tiba-tiba merenung, “Fan, berapa banyak
lembar textbook kedokteran yang kamu
baca setiap harinya? Kalau dibandingkan sama Al Qur’ran banyak mana? Malah
kadang kamu suka ngga ngaji kalau kecapekan. Berapa surat sudah yang kamu
hafal? Berapa hadist? Kenapa malah rajin sekali menghafal lirik lagu dibanding
menghafal surat? Kamu bilang kamu muslim, kamu beriman, kamu tau beriman itu
apa kan? Mempercayai dengan hati, mengatakan dengan lisan, dan mewujudkan
dengan perbuatan. Coba tanya deh, buktinya apa? Bayangkan, setiap hari ilmu
kedokteranmu bertambah, apakah begitu dengan ilmu agamamu?” ya, mungkin aku
agak kesambet hahaha. Tapi aku percaya satu hal, bahwa semua hidayah berasal
dari Allah.
“...Allah memberi petunjuk kepada orang
yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima
petunjuk” kadang aku ngerasa takut, jangan-jangan selama ini aku masih
betah banget menghabiskan waktu sama hal-hal yang ga berpahala, ngerasa biasa
aja, dan seneng-seneng aja karena Allah memang belum membukakan hatiku buat
mendapat hidayah. Sangat jelas kan Allah bilang kalau Allah lebih tau
orang-orang yang mau menerima petunjuk. Yak,
fellas boleh istighfar dulu. Jangan tegang gitu dong bacanya.
Sudah merasakan sesuatu yang berbeda
belum? Wkwkwk. Oke, jangan takut. Semoga dari satu paragraf diatas bisa jadi
refleksi diri ya buat kita semua. One
thing for sure, Allah menurunkan hidayahnya bisa lewat mana aja. Bisa lewat
teman, ortu, atau mungkin postingan blog ini? Aamiin.
Renungkan
Renungkan
Renungkan
Teman Hijrah
Hari Minggu tanggal 4 Juli kemarin
aku ikut acara Big Bang CMIA. Pemateri terakhirnya adalah Ustadz Weemar Aditya.
Wew sekali cerita hijrah beliau. Beliau hijrah karena dulu berprofesi sebagai
perekam dan pengedit video ceramah ustadz, mau ngga mau harus dengerin ulang
setiap ngedit. Ternyata dari situ Allah menurunkan hidayahnya. See? Hehehe. hidayah bisa datang
darimana saja.
“Siapa
yang punya teman hijrah lebih dari 10?” tiba-tiba ustadz Weemar bertanya.
Aku melirik sekeliling. Nisa tiba-tiba mengacungkan tangannya, aku pun mengikutinya.
Ya, dia adalah salah satu teman, eh sahabat hijrahku. Kenapa sih penting buat
punya teman hijrah? Hey! Dengan punya teman hijrah kita ngga merasa sendirian
kalau mau ngelakuin apa-apa. Awkward
ngga sih rasanya misalnya ngga pernah ke masjid buat sholat jamaah tiba-tiba ke
masjid? Kalau aku sih canggung, awalnya. Nah, kalau punya temen hijrah bisa tuh
ajak-ajak sholat bareng. Masuk surga sendiri juga ngga seru kan? Makanya!
SEGERA AKHIRI KESENDIRIAN INI L
Konsisten Itu Ngga Gampang
Ada ungkapan yang bilang kalau iman
kita itu bisa naik turun. Iya, bener banget. Ini yang selama ini kurasain. Ada
kalanya lagi rajin-rajinnya pengen baca Al Qur’an sama buku-buku islam atau
pengen banget sholat di masjid, tapi ada pula saat-saat pengennya menutup badan
dengan selimut dan hibernasi hingga bangun sendiri secara otomatis. Ternyata setelah
dicoba, hidup makin ngga karuan. Rasanya banyak banget yang harus diselesaikan
tapi kayak ngga punya waktu, 24 jam dalam sehari rasanya kurang. Padahal kalau
dipikir-pikir masih banyak temen-temen yang lebih sibuk. Kok bisa gitu ya?
“Mbak
juga pernah kok ngerasain kayak gitu. Lagi males banget. Kan iman kita juga
naik turun. Coba deh Fany sekarang kalau adzan langsung sholat. InsyaAllah
dimudahkan segala urusannya” does it
make sense? Iya, ternyata. Prinsipnya gini, siapa sih yang memberi kita
hidup? Allah. Oke. Lalu, untuk siapa seharusnya waktu hidup itu kita
dedikasikan? Allah. Lah terus duniaku gimana? Weits tenang dulu, Islam itu
merupakan agama yang mengatur kegiatan dari berbagai aspek. Ada yang namanya
huku syara’, yaitu hukum perbuatan manusia yang landasannya dari Allah. Udah pada
tau kan tentang hukum itu ada 5, wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram. Nah,
darisitu kita bisa memilah berbagai kegiatan yang kita lakukan dalam 24 jam,
jangan-jangan kebanyakan yang makruh malah jarang yang wajib?
Ingat gais, Allah itu dekat.
Spesialnya lagi nih ya, kalau umpama kita mendekat kepada Allah dengan cara
berjalan, Allah akan berlari kepada kita. Sama halnya, ketika kita mementingkan
Allah dulu diatas segalanya, insyaAllah urusan kita yang lain jadi dipermudah.
Jadi, kalau kita merasa malas banget atau lagi ngga semangat hidup, cobalah
lebih mendekatkan diri sama Allah. Mungkin selama ini karena kita sibuk, kita
jadi menjauh sama Allah. Oh ya! Jangan lupa berdoa minta agar selalu dilindungi
dari hal-hal yang membuat kita jauh dari Allah. Ujian itu nggak melulu berupa kesedihan, adakalanya ujian itu berupa
kenikmatan. Disana Allah mau melihat, apakah kalau diberikan kenikmatan
kamu akan bersyukur atau malah lalai dan takabur?
Nah, dari 3 paragraf di atas sudah
terbayang belum sebenernya susah-susah-gampang kan untuk konsisten, apalagi
hijrah. Salah seorang temanku pernah bilang, “iya, kalau kamu hijrah pasti banyak banget ujiannya” YUPS! Hijrah
merupakan upaya kita untuk lebih meningkatkan kualitas diri menjadi pribadi
yang lebih baik. Ibaratnya mau naik kelas, pasti ada ujian kan? Walaupun itu
sulit, tapi jika semua kita lakukan semata-mata karena mengharap kasih sayang
Allah, insyaAllah tidak ada yang tidak mungkin. Coba perhatikan hadits dibawah
ini. Semua perbuatan tergantung sama niatnya. Sebelum memutuskan untuk
berhijrah, coba renungkan dulu why I must
do this? Is this important for me? Dengan menemukan jawaban dari diri
sendiri artinya kita tau apa yang sebenarnya kita inginkan. Ngga usah coba
menutup-nutupi apa yang sebenarnya kita rasakan karena Allah Maha Mengetahui
isi hati manusia. See? Hehehe.
Closing
Alhamdulillah telah sampailah kita
kepada saat yang berbahagia. Kurang ngga kira-kira tulisannya? Hehehe.
InsyaAllah nanti kalau ada ilmu lebih aku share
lagi ya. Oiya, seperti yang sudah kubilang di awal, pengetahuan agamaku itu
masih biasa aja. I’m only human,
sometimes I make mistakes. Jangan ragu buat menegur ya hehehe.
Buat teman-teman yang lagi dalam
proses berhijrah, tetap semangat! Godaan itu selalu datang. Itu merupakan salah
satu bentuk ujian, seberapa kuat sih niat kita buat bener-bener hijrah? Jangan
sampai kalah sama godaan s3t4n. Berdoa sama Allah memohon agar kita tetap
diberi keistiqomahan dalam menjalani proses ini karena Allah juga yang maha
membolak balikkan hati.
Buat teman hijrahku, Nisa, Debay,
Anggita, Icha, Ida, Dirga, dan lain-lainnya. Tetap semangat geng! Siapa tau
nama kalian muncul lagi di postingan blogku hahaha. Jangan bosan-bosan terus
menimba ilmu agama. Jangan bosan-bosan buat mengingatkan kalau salah. I love
you all <3