
Sebagian anak SMA
mungkin pada masa growing up mereka
hura-hura dan manfaatkan waktu buat main dan seneng-seneng. It’s okay. It’s teenage life. Orang tua
kita juga dulu begitu. Tapi sebenernya kalau dipikir lebih jauh, memang ini
masa-masa yang paling menyenangkan dan paling menentukan. Coba seandainya kita
terlalu berlebihan dalam hura-hura sampai lupa mesti merencanakan pendidikan
kita ke depan seperti apa, waduuhh bisa kocar kacir semua. Ingat, hanya ikan
mati yang ikut arus. Jangan mau diatur sama arus, kita harus menentukan masa
depan kita bagaimana. Rencanakan sedini mungkin agar semua sesuai dan indah
pada waktunya. Cie! Siapa sih yang nggak bangga diterima di univesitas yang
udah jadi impiannya dari jaman masuk SMA? Semua pasti bangga.
Growing
up,
kita juga dituntut buat lebih dewasa. Masa umur doang yang dewasa, cara
berpikir juga dong. Sebelum melakukan ini itu harus dipikir mateng-mateng biar
ngga salah ambil keputusan. Yah itulah mengapa penyesalan selalu ada di akhir,
karena kita tidak merencanakan dengan baik. Daripada menyesal nantinya, ngga
ada salahnya kita kerja keras buat mempersiapkan masa depan yang masih cerah
dan menjadi misteri. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian kan?
1 hal yang
diajarkan Papaku, “terima kenyataan hidup”. Waktu itu beliau cerita tentang
perjalanannya di hutan Papua dulu bersama beberapa ahli ukur tanah dan
kehutanan bank dunia, ada dari Russia, India, Inggris, Filipina, dll. Nah
kebetulan ada seorang dari tim ini yang mungkin nggak terbiasa hidup di hutan
selama 6 bulan dan makan apa adanya. Belum lagi kalau masuk rawa-rawa banyak
lintah. Dia sampai nggak mau makan. Lalu dia ditegur sama salah satu orang bule
lain, negurnya nggak dimarahin gitu juga sih. Hanya 2 kata simpel yang mencakup
semuanya: “Enjoy life”. Berkat pencerahan 2 kata ajaib itu, akhirnya dia
mau makan.
Magic sekali
sebenernya saya sudah menulis sepanjang ini. Tau-tau terketik gitu aja. Hahaha.
Semoga bisa menginspirasi ya. ENJOY LIFE BECAUSE WE ONLY LIVE ONCE!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar