Diam sejenak dan
memanggil memori ketika akan menghadapi ujian nasional SMP. Masa-masa tegang
ini aku lewati bersama teman-teman Jupanca. UN tegang? Ngga juga sih. Tapi ini
juga sebagai penentuan nasib ke depannya, malah bisa jadi menentukan kualitas
SMA kita nanti. Study hard but also play
hard. Hampir setiap hari kita belajar bareng di rumahku karena yang paling
deket dari sekolah. Kadang jalan kaki, kadang di jemput, kadang naik becak.
Goceng aja kok. Kita juga ada intensif tiap pagi. Dan paling ngantuk adalah
pelajaran bahasa Indonesia, as always.
Salah satu memori
yang paling melekat di kepala adalah pelajaran conversation. Karena menurutku ini pelajaran paling seru, gurunya
sama seperti guru bahasa Inggris, bu Kanti. Kebanyakan kita isi dengan mini drama
beberapa orang dalam satu kelompok dan kadang 2 orang. Dulu pas aku masuk
pertama kali, aku belom kenal siapa-siapa dan masih polos (?). Duduk paling
depan diantara Danu dan Ofi. Dan ketika itu Ofi pasangan sama Vicko. Aku sama
Danu. Dulu pertama ngeliat Danu aku agak takut hahaha. Eh taunya…. Akhirnya
kita bikinlah naskahnya. Percakapannya kalo kata anak sini “ngga danta” hahaha.
Ceritanya tentang “nightmare” aku
mati apa gimana gitu, itu Danu yang bikin. Dan aku makin memvonis kalo Danu ini
kejam. Harus kuakui ide anak-anak di kelas ini sangat kreatif kalo bikin drama.
Aktingnya juga kayak beneran. Bahasa Inggrisnya top! Aku makin kagum sama kelas
baruku ini.
Another
memorable memory: pas pulang sekolah aku, Ofi,
Heral, Rido, Vicko, Danu belajar bareng di rumahku. Mereka sukanya di pinggir
kolam ikan diterpa hembusan angin. Seperti anak-anak pada umumnya, kita
bercanda. Pakar lawak adalah Danu dan yang terbully biasanya Rido. Dan ini membuatku terpikir teori baru: tiap
ada lawakan beberapa orang, kadang diikuti lawakan bully-an untuk salah satu orang yang ada disitu. Ngga kerasa udah
waktu dhuhur dan kita sholat. Karena tampatnya terbatas jadi solatnya 3 orang 3
orang. Nah pas yang cowok sholat, mereka bercanda mulu dan aku agak sebel. Agak
ya? Lama-lama aku sebel banget sih. Mereka mau belajar atau main sebenernya.
Akhirnya aku teriakin, sumpah aku khilaf, teman-teman. Awalnya cuma mau
bercanda eh pas aku teriak sekali mereka masih cekikikan, aku teriak kedua kali
baru mereka diem. Pas itu aku mau ketawa karena bercanda sebenernya tapi
lama-lama sebel, dan kalo aku sebel pasti nangis. I still don’t know why. Ofi nenangin aku di kamar. Yah aku pengen
ngakak kalo inget itu. Setelah selesai solat, suasanya menjadi hening. Kita
membahas soal. Dan semua pada minta maaf. The
end.
Oiya, aku, Ofi,
Vicko, dan Danu les fisika privat bareng di rumahku sama bu Dewi. Awalnya cuma
aku sama Ofi aja terus Vicko mau ikut. Akhirnya kita les bareng bertiga.
Beberapa hari kemudian Danu juga ikut. Kadang kalau jam lesnya berdekatan sama
waktu pulang sekolah, mereka langsung ke rumahku dan ishoma. Dan kekonyolan pun
terjadi disela-sela keheningan kita lagi makan siang, “Fan, ini sendok apa sih
kok besar banget?” kata Danu. Dia makan pakai sendok itu. Dan setelah aku
telusuri, “itu sendok sayur, Dan” kataku nahan geli dan kita semua ketawa. Dan
kejadian ini ngga cuma sekali tapi 2 kali. Ck ck ck. Habis itu kita sholat. Dan
Vicko suka usil juga disini. Mereka suit dulu, yang kalah jadi imam. Nah waktu
itu Danu yang jadi imam. Kalau batal 3
kali kan harus wudhu lagi, misi Vicko atau tepatnya misi kami juga yang
terpengaruh Vicko adalah membuat Danu batal sampe wudhu lagi *ketawa setan*. Lagu
saat Danu takbir, kita ngga ikut. Kita malah ngakak bertiga dan ngelawak.
Akhirnya berhasil, Danu batal 3 kali dan wudhu lagi.
Back
to school story, Jupanca adalah kelas yang kompak
banget. Waktu itu tempat wudhu anak laki-laki lagi direnovasi jadinya wudhu di
tempat anak perempuan. Disini juga terjadi saling pembatalan wudhu, kalo yang
cewek udah selesai, yang cowok wudhu. Dan kadang suka megang sampe jadinya
batal hft. Kita juga tiap hari sholat duha bareng. Danu lagi Danu lagi,
semuanya udah takbir (kan sholat jamaah), dia belum. Dia bakal nengok ke anak
cewek di depan mukanya dan bilang “Ha” ngagetin gitu. Ada yang ngakak dan
batal. Ada yang tahan kayak aku B)
Another
memory: waktu mendekati UN makin dekat dan kita ada
doa bareng antara murid, guru, sama ortu. Papaku waktu itu ngga mau dateng dan
aku nangis dari mulai gerbang sekolah. Aku pengen langsung cerita ke Ofi. Dia
udah stand by depan kelas. Aku
melangkah masuk gerbang perlahan sambil mengusap air mata. “Fan!” ah mampus ada
orang. Aku bingung sambil ngelap air mata. Namun mata sembab takkan pernah bisa
disembunyikan. Itu Vicko ternyata. Kita jalan ke kelas bareng dan aku macam
curhat kilat sama dia sambil nangis sesengukan gitu hahaha. Aku inget Vicko
kayak bingung gitu. Aku juga bingung sih (?).
Akhir kisah SMP
kami bisa Anda baca di postingan “Jupanca yeahh”. Akhir postingan ini, Ofi
masuk ke SMAN 1 Lawang sedangkan Vicko daftar jalur mandiri di SMAN 3 Malang.
Danu memilih masuk SMKN 1 Singosari. Dan aku ke SMAN 44 Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar