Dimulai ketika
guru memberi tugas kelompok tentang sesuatu. Kalau kita dengar, kelompok jelas
lebih dari satu orang. Kerja kelompok berarti kerja yang dilakukan lebih dari
satu orang. Tapi apakah memang begitu kenyataannya?
Berawal mula-mula
ketika mager-mageran ngerjain tugas dan akhirnya hanya satu atau segielintir
saja yang kerja. Itu tipe yang pertama. Yang kedua: mager-mageran dan hanya
satu-dua yang kerja sedangkan yang lain kerja juga tapi engga sebanding dengan
yang satu-dua tadi. Atau tipe yang ketiga: semuanya mager ngerjain dan
dikerjain baru hari H. Setidaknya 3 tipe itu yang sering aku amati. Tapi disisi
lain, kelar atau engganya tugas, bagus atau tidaknya, sebanding atau engganya
tugas masing-masing anggota tergantung juga sama dengan siapa kita berkelompok.
Makanya, kadang lebih suka pilih kelompok sendiri.
Di suatu kelompok
ini biasanya guru menentukan siapa ketuanya. Atau kalau ngga ditentukan,
anggota lain akan mengangkat salah satu temannya untuk jadi ketua. Jadi, ketua
menurutku kebanyakan ngga enaknya, kita harus tau semuanya karena kita yang
menghandle. Kadang kalau ada yang
ngga ngerjain, mau ngga mau kita harus ambil alih. I believe in equality. Semua anggota harusnya punya tugas yang
sebanding. Ngga yang ketua yang paling berat.
Disisi lain kalau
jadi ketua harus bisa mengatur anggota kelompok yang “begitu”. You know what I mean lah. Ketua itu ibarat
tempat bernaung, weits. Anggotanya pasti nanya, “eh ini gimana….?” Dan bla bla
bla. Jadi ketua, kita bertemu banyak tipe orang yang karakternya beda-beda
dalam menyelesaikan tugas. Ada yang lelet, cepet, ngga serius, on time, dan
lain-lain deh. Kadang kalau pengen negur agak sungkan gimana gitu ya. Kalau
ngga ditegur ya gitu-gitu mulu. Hft. Ini curhat nih kayaknya hahaha hadoh maaf
ya. Jadi bingung nih ending post ini
mau diapakan, happy or sad? (?)
Oiya, mamaku
ngasih tips nih buat kalau kayak gitu. Biar kerjanya sebanding dan mudah dihandle. Pertama, ambil kertas dan bikin tabel
“nama”, “tugas”, “deadline tugas”, “tanda tangan”. Ketua harus bikin nih. Dari
sini kita bisa tau mana yang on time
dan serius mana yang lelet dan ngga niat. Di akhir kerja kelompok, kita
serahkan kertas ini ke guru. Paling engga kalau ada anggota yang kerjanya lebih
berat, guru tau siapa yang ngga ngerjain tugasnya. Tapi masalah akan berbeda
kalau nilainya diambil dari nilai kelompok, jeng jeng jeng!!!!!
Kadang ada tipe
ketua yang lebih baik ngerjain sendiri daripada tugas ngga kelar. Bener sih
ketua harus bertanggung jawab sama semua tugas. Kelar atau engga. Bagus atau
engga semuanya tergantung ketua. Back to
“I believe in equality”. Kita belum jadi big boss. Baru ketua kelompok di sekolah. Kenapa mesti susah payah
ngerjain banting tulang sendirian cuma buat memenuhi nilai mereka-mereka yang
gabut?
Nulis postingan
ini jadi kebawa emosi lol lol. Udahan aja ya. Terima kasih.
I have been a leader of the group if there is a task from the teacher. From the 1st grade on elementary school until 2nd grade on senior high school. And I almost always be that kind of leader who "do the task by himself"._.
BalasHapus