Dan
disinilah aku, berjalan melewati trotoar gedung fakultas psikologi dan ilmu
budaya lalu berpindah menuju trotoar boulvard. Aku membuka pintu kamar kost dan
melihat keadaan seperti kapal yang seperempat pecah. Menurut beberapa orang
mungkin kondisi kamarku saat ini tidak berantakan, namun bagiku sebaliknya. Mama
selalu berpesan bekali-kali agar selalu menjaga kerapihan kamar untuk
kenyamanan belajar. Selimut yang belum terlipat tadi pagi masih tergeletak
begitu saja. Sementara kertas-kertas berserakan di atas tempat tidur dan meja
belajar. Ah sudahlah, toh aku akan rehat selama beberapa saat karena baru saja
menyelesaikan ujian blok introduksi.
Inilah
pengalaman pertama menyelesaikan blok perdanaku di fakultas kedokteran. Rasanya
masih sulit dipercaya kalau aku benar-benar ada disini dan berstatus sebagai
mahasiswa kedokteran. Apakah aku menginginkannya? Awalnya tidak 100%. Karena jika
kalian tau, aku hanya ingin menuruti keinginan papaku dan mewujudkan cita-cita
yang tidak sempat dicapai mamaku, yaitu untuk menjadi dokter. Hal ini
mengingatkanku pada pepatah bahasa Jawa, witing
tresno jalaran saka kulino (mulai tumbuh cinta karena kebiasaan). Ya, aku
jatuh cinta.....padanya....dia....dan juga fakultas kedokteran (ini sedikit
ambigu jadi bisa diabaikan)
Aku
memandang jadwal blok 1.2 tentang sistem saraf dan muskuloskeletal, kemudian
Mario Teguh akan berkata “Super sekali” sambil menampakkan wajah bahagia.
Keterampilan medik di blok sebelumnya hanya satu kali. Di blok ini terdapat 9
kali keterampilan medik. Hampir semua praktikum berbau anatomi. Selamat datang
di Fakultas Kedokteran, wahai cadok-cadok yang insyaAllah rahmatan lil alamin.
Halo,
Tutorial 16!
Sistem
pembelajaran di fakultas kedokteran menggunakan metode PBL (Problem Based Learning) yang bertujuan
untuk menyederhanakan pembelajaran kami yang (katanya) sangat kompleks. PBL
dituangkan dalam bentuk diskusi di dalam kelompok kecil yang terdiri dari 8-10
orang. Bersama seorang dokter yang berperan sebagai tutor, kami akan membahas
masalah sesuai skenario yang diberikan. Dan di sini semua bermula, saat negara
api menyerang.
Aku berjumpa dengan mereka untuk
pertama kalinya pada 9 September 2015 gedung FK lantai 4 ruang 4.14. Kami
berjumlah sepuluh orang yang terdiri dari enam ladies dan empat gentleman.
Apakah aku harus membuat pertanyaan C2 untuk menjabarkan bagaimana sih gregetnya
mereka-mereka? Hehehe. Alay. I know. (Efek
habis ujian skill practice)
Perkenalkan:
1.
Hafidz : Awalnya kalem dan jarang ngomong,
taunya koplak kelewatan. Suka nyeletuk hal-hal lucu secara spontan. Zahra sebagai
teman SMAnya mengakui bahwa dulunya Hafidz tidak begitu. “Kalau mendengar kardivaskuler apa yang
terbayang?” katanya saat membuka presentasi dalam rangka penugasan cabang ilmu
kedokteran. “Jantuuung” jawab kami serempak. “Benar! Saya kalo keinget itu jadi
berdebar-debar”. Hafidz juga diprediksi bakal menjadi aslab biokimia. Aamiin.
2.
Syihab : Dari dulu kenal
sampe sekarang masih kalem. Suka diceng-ceng-in sama dokter Evy karena menyebut
tutor sebagai ‘penikmat’. Menurut dokter Evy, diamnya Syihab mengandung banyak
arti dan sulit dibedakan. Stay cool ya,
hab? Hahaha. Oh! He is the youngest among
us!
3.
Zahra : Zahra
adalah ladies paling tinggi di grup
ini. Ya, yang lain masih pada imut-imut. Jadi teringat ibu-ibu yang dulu bilang
ke aku, “Wah, kecil-kecil udah jadi dokter ya” “........”. Bersyukurlah di FK
ngga ada syarat tinggi minimum. Zahra adalah ahlinya tertawa. Kalau diamati
lebih mendalam terdapat kesamaan antara Hafidz dan Zahra (CIE kalian), apakah
itu? Diam-diam koplak. Saat itu sedang berlangsung tutorial skenario 3 yang
membahas tentang sel. Iman kemudian bertanya, “Ada kaitannya nggak osmosis
dengan dehidrasi?” Zahra yang ketika itu sedang berperan sebagai ketua diskusi
kemudian menanggapi, “Mmm Iman... Kenapa kamu nanya kayak gitu?” hening
seketika. Aku tidak bisa membendung tawaku yang meledak secara spontan. Sementara
dokter Evy terdiam dengan ekspresi keheranan. Menyadari ada kesalahpahaman,
Zahra kemudian berkata, “Bukan bukan.. Maksudnya apa dasar kamu tanya kayak
gitu?....”
4.
Aulia : Miss Calm mungkin jadi julukan yang tepat untuk mbak satu ini, yap!
Dia sebenarnya lulusan tahun 2014, seperti yang khalayak umum tau kalau banyak
yang menjadi ‘korban php tabrak lari’ fakultas kedokteran negeri. Tabrakkan
diri ke negeri dan ternyata berlari ke swasta. Kami semua juga begitu. Kenapa Miss Calm? Karena dia super kalem dan
selow, meen. “Adek saya....banyak” (Aulia, 2015, saat memperkenalkan diri)
5.
Syifa : Pernah denger istilah “KuDa-KuDa”?
ya, itulah Syifa. Sekian. LOH WKWK. Mbak yang satu ini juga merupakan angkatan
tahun lalu. Dia menjadi bendahara tutorial kami. Aku sebenernya agak sedih
karena dia suka menghilang tiba-tiba tanpa kusadari L
6.
Iman : Ketua tutorial kami sekaligus
merangkap sebagai yang tertua. Kalau Aul dan Syifa angkatan tahun lalu, Iman
adalah angkatan abad lalu. Hahaha. Engga engga, bercanda. 2013! Ciri khasnya
adalah selalu memakai peci kemana-mana, “Loh, kan aku juga mau kayak kalian. Kalian
pake jilbab, aku pake peci” Subhanallah. Iman akan memandang dokter Evy terus
menerus ketika adzan berkumandang karena dokter Evy tidak kunjung mengakhiri
diskusi. “Nanti kalau aku mati tapi belum sholat gimana?” aku salut dengan
tingginya tanggung jawabnya kepada Allah...
7.
Tina : Tina adalah ‘Mbak’ lain dalam
kelompok kami, dia juga satu angkatan dengan Aul & Syifa. Gejalanya? Sama. Menjadi
‘korban php tabrak lari’ FK negeri hahaha. Baru-baru ini pen dari note-nya hilang
dan akhirnya dia mengganjalnya dengan tusuk gigi yang diberi tissu. Impersonate? “Kamu mau makan dimana?”
(?)
8.
Yevy : Dia terlahir di kapal yang
menuju ke pulau Kalimantan, karena itulah namanya Yevy. Lumayan sering dibully karena berasal dari Bontang. Ada yang
nggak tahu Bontang dimana? Silahkan tanya Yevy. Mau tahu arti nama Yevy lebih
dalam? Silahkan berkonsultasi sama Yevy.
9.
Fany : Paling bawel. Aku berubah dari
gadis yang lugu dan pendiam menjadi mbak-mbak yang ‘ganas’ sejak kuliah.
10. Kemal : Ketua angkatan kami ^^ menurut
dokter Evy, kalau kemal mulai memegang dahi atau rambutnya itu tandanya ada
sesuatu yang mengganjal atau tidak dia pahami. Selalu ingin dimudakan dengan
cara memanggil “Mbak” atau “Mas” ke teman-teman lainnya. Tips dari Kemal saat
mengerjakan soal minikuis adalah kerjakan dulu yang bisa, kalau tidak bisa
tinggalkan. Aku mencoba cara ini dan ternyata ampuh. Kemal punya salah satu
ciri expert learner, yakni actively engage. Maksudnya? Dia aktif
terlibat dalam banyak hal. Mungkin karena tuntutan sebagai ketua angkatan, ya,
mal?
Sesuatu
yang “Neo”
“Perhaps you hate a thing and it’s good for
you. Perhaps you love a thing and it is bad for you and Allah knows while you
know not” (QS 2:216)
Pertama-tama aku ingin mengucap
syukur terlebih dahulu karena Allah menempatkanku disini, FK UII. Saat itu aku
sangat sedih ketika universitas negeri yang kuidam-idamkan malah jatuh ke
tangan orang lain (tolong jangan baper, ya). Namun, banyak pelajaran-pelajaran
berharga di luar akademis yang kudapatkan disini. Aku jadi merenung tentang
beberapa hal yang sebelumnya tidak pernah kusadari.
1.
Mandiri & Control
Karena
berada jauh dari orang tua, aku dituntut untuk lebih mandiri. Dulu mungkin
untuk hal sepele seperti makan saja, papa dan mama akan membelikan atau
membuatkan makanan untuk anaknya. Sekarang? Tak cari makan, tak makan. Semua pekerjaan
rumah yang dulu belum maksimal kulakukan sekarang menjadi wajib dilakukan,
seperti mencuci dan setrika. Disini aku juga dituntut untuk bisa memanage waktu agar tidak terlena dengan
hal-hal yang kurang produktif. Seperti? Nonton naruto, main hape, kebanyakan daydreaming, dan mageran.
2.
Team
work
Melalui
diskusi tutorial memang diharapkan agar kita bisa bekerjasama dengan orang
lain. Karena nantinya pada dunia kerja akan banyak terjadi diskusi yang
melibatkan interaksi dengan orang lain. Study
hard, work hard, play –cukup- hard.
3.
Sifat orang
Mengenal
individu lebih dalam lagi. Mungkin ini bukan hal asing ya? Namun karena aku ‘sendiri’
di sini, aku jadi lebih bisa mengamati karakter masing-masing orang. “Hmmm
ternyata si ini begini...”
4.
Banyak belajar tentang agama
Titel
“Islam” sangat tidak bisa dipisahkan dari universitas ini. Setiap pembelajaran
dikaitan dengan nilai keislaman, seperti bagaimana cara menjadi dokter yang
profesional? Hal ini bisa dikaitkan dengan dalil-dalil dalam hadits dan al qur’an.
Tidak hanya dari segi agama, aku juga mulai merenungkan peristiwa-peristiwa dan
menghubungkannya dengan Islam. Aku kagum saat mempelajari sintesis protein
(yang sebenarnya sudah dipelajari saat SMA). Gambaran singkatnya: di dalam inti
sel kita terdapat DNA, DNA akan menanggapi setiap sinyal dengan cara sintesis
protein. Lalu dihubungkan dengan saat kami belajar histologi untuk melihat sel
dan jaringan melalui mikroskop. Apakah Anda bisa membayangkan betapa kecil dan
tipis jaringan di preparat itu? Apakah terbayang bahwa di preparat yang tipis
tersebut masih ada buaanyak sel? Apakah terpikir di dalam sel yang banyaaak
tersebut terdapat inti sel yang aku sendiri susah untuk melihatnya...dan disana
masih terjadi replikasi DNA. Lalu, nikmat Allah yang mana lagi yang kamu
dustakan? Sungguh Allah menciptakan kita dengan sempurna. This thing makes me feel so grateful about things that I have right now.
5.
Dosen dan teman yang baik
Tahukah
berkah yang terkadang tidak kita sadari? Teman-teman yang baik. Saat kita
berada jauh dari orang tua, siapa yang bisa kita andalkan? Tentu saja teman. Jangan
terlalu egois dan beranggapan bahwa kita bisa melakukan semuanya sendiri. Kita tetap
butuh bantuan orang lain. Aku bersyukur sangat memiliki teman-teman yang baik
seperti Carotis & Tutorial 16. Mereka membuatku merasa Jogja seperti rumah
keduaku. Mereka yang selalu tertawa bersamaku. Intinya, I love you guys! Salah
satu dosen kesayanganku dan kesayangan Tutorial 16 tentu saja dokter Evy. Beliau
adalah tutor kami selama blok 1.1 ini. Dengan sabar dan sangat keibuan, beliau
membimbing kami yang masih sangat awam untuk lebih mengenal dan membiasakan
diri dengan segala hal di fakultas kedokteran. Walaupun terkadang aku merasa
bahwa diskusi kami tidak berjalan cukup aktif karena terlalu banyak keheningan.
Tentunya kami merasa sedih saat blok 1.1 berakhir karena berarti kami tidak
akan berdiskusi tutorial lagi bersama dokter Evy.
Begitulah
cerita openingku menjalani hidup sebagai mahasiswa kedokteran. Nantinkan
episode-episode selanjutnya!
Selamat
hari dokter nasional J
NB: Kalo yang lain pada
bilang, "Yakin ga mau sakit?" apadaya aku cuma bisa bilang,
"Jaga kesehatan ya!" (?)
Tatsujin's Tatsujin's Titanium Dogs implants | TITanium Arts
BalasHapusTatsujin's titanium astroneer Tatsujin's Titanium Dogs implant is a titanium chords unique device that ford edge titanium allows Tatsujin's titanium apple watch band staff to use the expertise of the micro touch trimmer Tatsujin's