Detik demi
detikku berlalu melewati masa-masa akhir dari sekolah menengah atas. Aku diam
sejenak dan memejamkan mata. Kadang masih sulit percaya bahwa kita akan menjadi
seorang mahasiswa dan mahasiswi, rasanya masih belum pantes. Aku menaiki tangga
menuju kelas XII IPA 1 di ruang 201 lantai 2. Seperti pagi di tahun-tahun
sebelumnya, aku datang lebih awal dari yang lain dan kelas masih kosong. Kelas
kami terpisah jauh dari kelas-kelas yang lain. Terletak di pojok, di dekat
tangga darurat di sebelah laboratorium TIK. Hanya kelas kami yang terletak
disitu. Seakan jauh dari kehiruk-pikuk-an kelas XII yang lain.
You
take a deep breathe and you walk through the doors
It’s
still morning of your very first day
Say
“hi!” to your friends you ain’t seen in a while
Try
and stay out of everybody’s way
It’s
your very last year and you’re gonna be here
For
at least 10 months ahead
Hoping
for the best score and successful in life
And
enter the university that you want…
(From Taylor
Swift lyric ‘Fifteen’ and a little change on some sentences)
Hari Rabu, 6
Agustus 2014 agenda kami hanya masuk sekolah dan halal bihalal lalu pulang
pagi. Satu per satu guru aku salami. “Annisa, kamu kurusan ya… Kamu puasa
syawal?” tanya bu Merny. “Engga, bu..” jawabku agak kaget. Aku pulang sendiri
naik angkot karena papa lagi ke bengkel. Mencoba menelpon papa berkali-kali
tapi “nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi.”
akhirnya dengan penuh harap aku sampai di depan rumah dan kulihat rumah
terkunci. Mampus! Seketika aku pengen nangis hahaha engga juga sih, agak
depresi sedikit bingung mau kemana. Mama di telpon ngga bisa, papa ngga bisa.
Anaknya diem di depan pager. Akhirnya daripada mendomblong seperti orang
mencurigakan di depan rumah, aku manjat pager (makin ekstrim). Karena sepatuku
yang gede tidak muat, akhirnya aku copot, langsung lempar ke dalem. Takut jatuh
sih, tapi daripada malu? Lumayan bisa duduk di teras. Itulah hari pertama saya
masuk sekolah.
People
come and go, begitu katanya. Guru bahasa
Indonesiaku selama 2 tahun, bu Nani pensiun. Aku belum sempat minta maaf dan
berterima kasih sama ibunya karena begitu sabarnya mengajarkan anak-anak
seperti kami yang kadang suka guyon sendiri dan ngga memperhatikan pelajaran.
Guru sejarahku juga pensiun, Pak Edi. Bapak yang super baik dalam memberi nilai
dan sabar sekali. Pelajaran PLH tidak lagi diajar oleh guru biologi kami, bu
syofia, tapi diganti guru baru, bu Hanik. Guru agama islamku juga pensiun dan
digantikan oleh bu Arwanis yang enak buat sharing
dan tanya-tanya soal islam lebih jauh. Antara guru satu dengan yang lain
tentunya ngga sama, kadang ada yang cocok kadang ada yang engga. Nikmati saja.
Aku sadar penuh
bahwa menjadi kelas XII IPA bukanlah hal yang gampang. Di kelas XII selain
sukses UN kita juga dituntut masuk PTN yang persaingannya subhanallah sekali.
Berbagai Try Out, klinik belajar, tutor sebaya, dan bab-bab semester 2 yang
akan dimajukan ke semester satu, mengulang pelajaran kelas X dan XI terus
tergambar di pikiranku. Berentetan dan aku bingung mau mulai darimana. Aku
merasakan diriku makin disibukkan oleh hal-hal ini. Les sampai jam 8 malem, PR,
presentasi… (tarik napas dulu). Entah kenapa walaupun sibuk dan capek, aku suka
dengan kegiatan baruku ini; menjadi orang sibuk hahaha. Keren. Aku juga sadar
penuh bahwa fakultas yang aku ingin capai tidaklah mudah persaingannya. Jumlah
pendaftar ribuan dan yang diterima hanya puluhan makin membuatku grogi kalau
tidak mempersiapkan segalanya dari sekarang. Tak lupa juga aku memperbanyak
berdo’a dan memohon petunjuk agar nantinya Allah ridha dengan apa yang
kucita-citakan. Aamiin yaa rabbal alamin.
Senin, 11 Agustus
2014 kami melaksanakan upacara bendera seperti biasanya. “Kelas XII semuanya
tetap di lapangan.” Seru pak Warta seusai upacara. “Kelas X dan XI silahkan
masuk ke kelas masing-masing.” Lanjutnya. KITA MAU DIAPAKAN, PAK???!!?! Aku
mulai berpikir kita disuruh upacara ulang karena berisik. Alhamdulillah
ternyata bukan itu, kawan-kawan. Kita disuruh menandatangani kontrak belajar.
Dibeberkan spanduk besar di lapangan berisi target nilai UN kita dan jurusan
PTN. Perlahan kutulis target-target nilai UN dan jurusan PTNku dengan membaca
basmallah sebelumnya. Spanduk ini kemudian ditempel di belakang kelas dan
setiap kali kami memandanginya, kami akan ingat kemana kami akan melanjutkan
pendidikan setelah lulus. Aku terharu sekali entah kenapa. Antara takut,
ngerasa belum siap, excited, dll.
Selfie bareng Bu Syofi (guru Biologi) disela-sela penulisan kontrak belajar |
Kamis, 14 Agustus
2014 kelas kami dipilih untuk jadi paduan suara untuk upacara hari kemerdekaan.
Lho, emang padusnya kemana? Padus kita “diambil” ke walikota untuk nyanyi.
Salut! Kita mulai latihan di studio band dan bolos pelajaran bahasa Inggris
plus matematika. Ckckckck hahaha. Disela-sela break, Oya mulai membacakan kalimat-kalimat yang didapatnya dari
ask.fm diiringi kak Dina yang main keyboard lagu Rasa Ini-nya Vierra.
Dulu
kita bilang “bareng-bareng terus ya!”
Lalu
“yang penting masih bisa atur jadwal kumpul lah.”
Jadi
“yang penting masih bisa ketemu sesekali lah”
Sampe
“mereka apa kabar yaa” “udah lama nggak ketemu” “kangen juga pengen ketemu”
People
come and go, selagi masih bisa kumpul usahain kumpul
Dulu
kalau mau kumpul tinggal kumpul, lama-lama diajakin via grup chat yang respon
makin dikit, makin dikit, makin dikit
Sampe
masing-masing udah sibuk sendiri
Kalau
udah kayak gini ya nggak bisa nyalahin siapa-siapa
Emang
masanya udah habis dan cuma bisa bilang, “sukses lah, bro.. see you on topJ”
Ada
satu titik dimana kita seolah melihat ke belakang terus sadar kalau temen-temen
yang dulu barengan satu per satu pada hilang
(next
next next kalimat ya)
Dari
yang mau nyapa tinggal nyapa
Sampe
kalau mau chat/nelpon mesti nanya dulu sibuk apa engga
Dari
yang asal main tag foto-foto aib sampe yang mau ikut komen aja ragu gara-gara
banyak komen dari temen-temen barunya
Dari
yang kalau mau chat ngga perlu ada topik aja bisa seru, sampe yang mau mulai
chat sama temen lama aja harus nunggu ada perlu/topiknya
Dari
yang udah nggak tau malu minjem duit sampe yang segen sekedar mau nanya kabar
(next
next next)
The
first thing you’ll realize, when you wake up in the next day is: It’s all gone
All
good things, will it ends?
Sure,
it will.
(Thanks to
somebody’s ask.fm for those sentences)
Kak Dina mulai sharing pengalamannya masuk PTN, dia
keterima di UNJ lewat jalur undangan di jurusan Seni Musik. Dia mulai cerita
dan menasehati kita buat menikmati masa-masa 10 bulan ini baik-baik karena
bakalan kangen sama temen-temen dan momen-momen. Jadi teringat masa SMP dulu….
Dia juga membahas soal jurusan di PTN dan cara-cara entri nilai buat jalur
SNMPTN. Sesekali aku mengobrol dengan Indah soal PTN tujuan kami dan
persaingannya. “Semangat yang mau FK!” kata Essar mengangkat dan mengepalkan
tangannya padaku. Aku membalasnya dengan senyum lalu mengangkat tanganku dan
mengepalkannya. “Semangat, bu dokter!” kata Tera sambil menepuk pundakku. Entah,
dengan perkataan mereka aku jadi makin semangat dan optimis untuk meraih
cita-citaku itu. Aamiin ya Allah. Lebaran kemarin saudara-saudara juga mensupportku. Tiap chat di bbm, mbak Dini
jadi manggil, “Aunty dokter”. Mama juga suka manggil, “bu dokter Annisa”.
Terima kasih! Semoga panggilan-panggilan itu merupakan do’a. Aamiin.
Sebenernya aku
nggak tau mau cerita apa. Inti dari posting ini apa? (-_-) kadang nulis cuma
buat mengeluarkan unek-unek dan curhat sama diri sendiri. Aku takut… deg-degan…
Iseng kubuka
halaman pertama buku catatan bahasa Prancisku yang dari kelas X sudah beranak
jadi 3 buku sampe sekarang. “InsyaAllah, dalam 3 tahun lagi saya akan lulus SMA
dengan nilai memuaskan dan bisa masuk perguruan tinggi negeri yang terbaik yang
saya cita-citakan karena sejak kecil saya bercita-cita ingin kuliah di Fakultas
Kedokteran di Universitas Indonesia. Ya Allah kabulkanlah cita-citaku ini.”
Kalimat di paragraf terakhir ini membuatku termenung sejenak bahwa ternyata aku
bisa konsisten dengan apa yang aku idam-idamkan. Hanya mungkin universitasnya
yang beda ya.
Jadi kelas XII
tidak bisa sesantai kelas IX dulu, walaupun ujung-ujungnya sama-sama UN. Kita
dituntut mulai berpikir dan merencanakan mau kemana kita ke depannya? Mau jadi
apa? Rasanya baru kemari tambahan pagi buat UN SMP. Rasanya baru kemarin juga
les fisika bareng Ofi, Vicko, Danu. Rasanya baru kemarin ngerjain ujian
praktik. Aku kadang nervous
memikirkan semua ini. Sebentar lagi kuliah, kerja, berkarir, dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar