Sabtu, 14 Februari 2015

Kenapa Baru Sekarang?

Assalamualaikum.

Nggak kerasa habis ini mau jadi maba alias mahasiswa baru. Setelah genap berusia 18 tahun tanggal 20 Januari kemarin, aku merasa makin dekat ke dunia dewasa. Wow yang kayak apa tuh? Aku jadi lebih suka mengamati keadaan sekitar dan orang-orangnya. Lho memang dulu engga? Ngga sedetil ini hahaha. Mau jadi detektif keleus (?) Aku mulai mengerti sekarang kalau kita ngga boleh asal ceplas ceplos omongan kita karena selalu ada konsekuensinya. Seiring bertambahnya usia kita, kita didapuk untuk bisa menjadi lebih dewasa sehingga apapun yang kita lakukan jadi beresiko. Salah ngomong aja bisa dipikir yang lain-lain sama orang lain. Kadang niat kita apa disangkanya apa. Hm. Aku jadi sadar waktu jaman alay dulu……kalau ada masalah suka langsung koar-koar dan show off ke orang-orang. Sekarang? Yah pikir-pikir dulu deh. Kita juga harus bisa membedakan mana kawan mana lawan. Jangan hanya berpikir mereka teman tapi diam-diam… suer ini aku cuma ngingetin aja bukan atas pengalaman pribadi. Jadi saranku, hati-hatilah karena semua yang terlihat belum tentu seperti sangkaan kita.

My beloved classmates, Alchemist. Entah kenapa baru sekarang aku ngerasa kayak keluarga sama mereka. Bener-bener deket dan ngga mau pisah. Yang dulunya jaim-jaiman sekarang udah bisa menggila bersama. Dulu yang nganggap saling invisible sekarang bisa nyatu banget satu sama lain. Aku ngerasanya mulai kita ngurusin proyek buku tahunan. Dengan idenya yang emang keren-keren Desan (Dea Sandra) menawarkan konsep-konsep lucu buat halaman buku tahunan kelas kita. Cewek cantik yang jago gambar ini punya banyak pemikiran yang aku sendiri cuma bisa ‘iya-iya’ aja dengernya. Dengan ikhlas dia rela gambarin angket buat foto anak-anak sampe-sampe angketnya sendiri belum kelar pas hari H. Berbagai persiapan pun mulai diurus. Mulai dari nyari studio buat foto sampai cara ke studio itu yang kebetulan letaknya di Jakarta Barat. Mau bawa mobil sendiri-sendiri atau nyewa bus? Akhirnya karena kesolidan kita (hah? wkwkwk) kita naik bus bareng. Suasana di dalam bus kurang lebih sama seperti kita mau berangkat study tour ke Jogja Juni 2014 lalu. Cewek-cewek yang belum dandan dan ngga bisa dandan dibantuin sama cewek-cewek yang sudah dandan.

Setelah itu kita semua jadi makin deket karena banyaknya tugas kelompok yang anggotanya ditentukan guru sehingga kita nggak hanya main sama yang itu-itu aja. Kita jadi banyak mengenal karakter temen-temen yang lain yang sebelumnya ngga kita tau. Momen-momen ini makin erat kala drama korea membooming lagi, Dea Al Zhahra (Deay) adalah bagian kompor. Mendadak dia jadi tempat peminjaman DVD Drama Korea karena DVDnya udah bejibun. Drama korea dan para aktor tampannya jadi hot topic cewek-cewek di kelas. Bahkan cowok-cowoknya pun sepertinya mulai tertarik….
Wah wah. Vera, dia jatuh hati sama Lee Min Ho dan kemudian beli buku percakapan korea gitu dan mulai latihan. Yaampun kocak sekali. Aktor-aktor yang populer di kelas adalah Lee Jong Suk, Kim Woo Bin, dan Lee Min Ho.

Bulan Februari menjadi salah satu saat berkesan bagi kelas kami. Kami menang juara rata-rata nilai UAS tertinggi se-kelas-12-IPA. Sebagai hadiahnya, masing-masing dapet voucher belanja di kantin Rp 10.000. HOORAY! Oh iya, mungkin karena kelas kita menang, kita jadi dapet rekomendasi buat menghadiri Education Expo di JCC. Kita berangkat bareng kesana naik bus sekolah, tapi karena jumlahnya yang terbatas akhirnya ada 3 orang yang nyumbangin mobil buat nganter kita kesana. Kita yang mulanya main sama itu-itu aja mulai main sama yang lain. “Kubu-kubuan” perlahan memudar.


Momen ujian praktek pun tiba. Alhamdulillah kami bisa melaluinya dengan baik dan lancar. Ujian praktek memang harus saling bantu membantu wkwkwk. Yang aku pribadi rasakan adalah aku bahagia bisa bersama dengan kelas ini. Aku bersyukur banget punya mereka. Awalnya aku canggung ngomong pake “aku” “kamu” karena takut diledekin (.___.) tapi lama kelamaan mereka juga mengerti dan malah keikut ngomong aku kamu juga. Yoopo iki.
Dear Ruth! Kalo baca ini (plis baca Ruth) aku ngefans berat sama kamu Ruth akakakaka. Jadilah pelawak Ruth!!!! Entah kenapa jadi bakal kangen berat sama Ruth kalo udah kuliah nanti. Kangen lawakannya Ruth.
Bakal kangen juga sama toaknya Puti yang kecabeannya yang suka godain cowok-cowok di kelas hahahaha (tapi bercanda._.)
Oiya tiba-tiba aku jadi keinget Ecan, laki-laki alchemist yang lemah lembut tapi pas ujian praktek debat bisa berubah jadi tegas setegas laki-laki seutuhnya (?). Dia sama Ical jadi “tiang”nya alchemist. Aku ngga ngerti lagi kenapa mereka bisa setinggi ini. Ada Lukman juga yang biasanya diceng-cengin wkwkwk.
Wahyu! Yang bernama lengkap Wahyu Arianto: nama jawa, muka cina, tapi aslinya batak. Jago edit video juga nih.
Ada juga musek atau Arief Danantama yang suka nyanyi. Dan waktu kita kepilih jadi paduan suara buat HUT RI tahun lalu, “Udah, sek, lu lypsinc aja deh mendingan.” Dengan tabah dia pun nurut. Jangan patah semangat ya, sek! Siapa tahu nanti gede bikin boyband sehits boyband korea.
Relia….dia ini diam-diam kocak sekali. Ada bakat lawak yang terpendam di dalam dirinya. Dia juga jago lho mainin aplikasi/software desain atau gambar langsung.
Essar! Kita sudah sekelas sejak kelas X sar, tapi suara bersinmu masih gitu-gitu aja. Semangat ya, sar. Semoga suatu saat Osa bisa menerimamu (?)
Risda. Nama aslinya Fari Merisda Halawa. Menolak keras jika dipanggil Fari dan pengen masuk jurusan yang berkaitan sama kimia. Punya rambut lebih lembut dan lebih bagus dari bintang iklan sampo, percayalah. Dia gelian, senggol dikit udah….wkwkwk. Punya nama panggilan lain seperti: Mbak Ida, Dadida, Aida. Aku, Osa, Risda cukup sering TST bareng.
Maaf ngga bisa diceritain satu per satu anak-anaknya. Kalo mau diceritain request aja ya (?). Lumayan famous di blog temen wkwk. But I love you all!!! (?)

I just wanna take a moment to breathe and reminisce those moments we’ve been through…. I keep on asking myself  “Kenapa baru sekarang?” I feel this close friendship  with these crazy-lovely kids. I pray that we can keep our friendship until we will be old. You’ve been such as huge part of my life. You help me to survive in Jakarta that firstly I thought it was horrible. But we’ve made fun together! I love you, Alchemist. Merci beaucoup.