Senin, 21 Mei 2012

W E S T L I F E (again-_-)


Hai semuanya. Tanggal 23 Juni 2012 semakin dekat. Dan itu artinya...Westlife ngga lama lagi akan mengakhiri semua ini. Oke ini alay-_-

Yah ini postingan tentang Westlife lagi yak?
Serius aku sedih buanget mereka mau bubar. Mereka PHP (Pemberi Harapan Palsu), katanya Nicky, Westlife ngga bakal bubar kecuali fans mereka udah berhenti beli album mereka, sekarang apa, om?! Terus Shane juga bilang kalo Westlife ngga akan bubar sampe ada salah satu dari mereka yang meninggal, tapi apa?! Kian juga bilang bakal balik lagi ke Indonesia, dan waktu tour taun 2004 dia bilang, “Westlife is unbreakable” lihatlah betapa doyannya aku diPHP-in -_-

Tapi aku bisa apa coba? Kalo itu udah keputusan mereka. Mau nangis membabi-buta pun kayanya aku malah diusir security dikirain orang gila lepas. Jadi harus apa? Pernah aku dulu mikir buat demo massal di seluruh dunia biar Westlife ngga jadi bubar (jadi mirip demo BBM deh-_-). Hahaha. Aku pengen Westlife ngga bubar. Aku pengen mereka tetep nyanyi sampe mereka udah punya cucu (?). 20 Years Of Westlife!

Yeah, kemarin-kemarin nih aku baru order DVD 10 Years of Westlife. yah, maklumlah fans yang lahir telat jadi begini nih wkwk. DVDnya sukses buat aku njerit kenceng, ketawa, nyanyi, dan...nangis. paling seru itu waktu mereka medley 5 lagu di tengah-tengah. Suasananya seru banget. Terus aku juga suka yang pas Shane nyuruh penonton se-stadion itu buat njerit sambil berdiri dari mulai bagian kanannya dia. Asik banget! Penontonnya pada kompak ;). Terus saat mengharukannya itu waktu habis lagu Swear It Again, mereka bilang thank you ke fansnya. Mulai dari Kian, dilanjut Shane, Mark, dan terakhir Nicky. Habis Marky selesai, Shane nangis loh di panggung sambil duduk di tangga gitu, terus mereka pelukan berempat, what a sweet moment, lads! Sukses bikin penontonnya juga ikutan nangis, ga terkecuali aku hehe.

Aku peka banget setiap ada orang bilang kata-kata ini:
1.      Westlife
2.      Croke Park
3.      Dublin
4.      Ireland/ Irlandia
5.      23 Juni
Begitu denger kata-kata itu rasanya nyess nyess nyess dan nyess lagi. Apalagi sekarang lagi liburan kan, makin sering ngegalau gara-gara si om-om itu.

Yeah, endingnya aku cuma berharap Westlife bisa lebih sukses dan bahagia kedepannya yah. I will always here to support you no matter what. Aku cuma telat 8 tahun kok jadi fansnya mereka *Cuma??!!!* aku lahir taun 1997, Westlife mulai tahun 1998. Dampak postifnya aku suka sama mereka nih, aku jadi punya banyak temen-temen westlifer. Terus jadi makin semangat buat belajar bahasa inggris. Dan..hidup itu rasanya lebih berwarna gitu kalo ada mereka. Ada sesuatu yang dikejar untuk didapatkan hehehe. Kaya perjuangan nonton konser 5 Oktober 2011 kemarin. Itu bener-bener-bener-bener-bener-bener perjuangan banget, mulai dari nabung tahun 2010, ngetweet ke promotor sampe twitterku limit 3 kali, apalagi pas nonton mereka. Duh banyak deh kenangannya.

Did you know?
When you’re around my heart won’t it can’t slow down.
It beats so hard, it makes it hard to catch my breath, to catch my breath.
Oh..
When you’re with me I stop seeing.
Any way to fail, how do I explain?
I try to tell you what I’m feeling.
But how do I when all words pale?

(Weslife – Catch My Breath)







Jumat, 11 Mei 2012

Fanfic Ngasal


Pagi itu aku terduduk bosan di depan kelasku, kelas 9B. “Kayanya aku dateng kepagian nih.” Aku melirik jam tangan putihku dan melihat waktu menunjukkan pukul 06.15. Karena bosan, aku mengambil ponsel dari tas dan berniat online twitter. Seperti biasa, timelineku 90% berisi westlifer. Aku hanya memandangi timeline sesaat dan kemudian sign out.

Tak lama kemudian, Ovi datang. Disusul anak-anak yang lain. Keadaan yang semula amat sangat krik krik sekali berubah menjadi penuh tawa. Tak lama kemudian, bel berbunyi tepat pukul 07.00. Pelajaran pertama hari itu adalah bahasa Inggris. Dan ini waktunya untuk ujian praktek. Aku yang mendapat giliran paling akhir hanya mondar mandir di depan kelas. Ngga lama kemudian, giliranku tiba. Dan presentasiku kali ini tentang auto-biografi seseorang. Seseorang yang sudah lama menjadi idolaku, tepatnya sejak tahun 2006, Westlife.

Presentasi berjalan lancar dan aku mendapat tepukan hangat dari temen-temen yang lain. Puncaknya, guru bahasa Inggrisku memintaku untuk menyanyikan lagu Westlife. Aku memilih menyanyikan lagu “Uptown Girl”. Dan presentasi pun berakhir. Aku mendapat nilai sempurna. Pelajaran dilanjutkan dan guru bahasa Inggrisku pergi keluar sebentar untuk mengambil soal. Aku asik ngegosip dengan anak-anak yang lain dan masih agak sedih kepikiran kalo Westlife mau bubar. Aku terdiam. Hanya bisa terdiam teringat peristiwa yang tak lama lagi akan terjadi itu. Begitu pedih perih pahit sekali rasanya *4L4YM4K5IM4L*.

30 menit berlalu dan guru bahasa Inggrisku belum juga kembali. Aku mulai merasa bete berat dan hanya mengutak-atik ponselku sembari melihat foto-foto saat 5 Oktober dulu. Galau sedih senang bercampur aduk jadi satu seperti jus sirsak campur mangga dan jambu ditambahin lombok merah setengah biji.Semua anak sibuk mengobrol dan bercanda satu sama lain. Aku ngerasa down banget dan udah mulai badmood to the max! Aku meletakkan kepalaku di atas meja dan berharap aku bisa menghilang sesaat, seenggaknya mungkin tertidur(?). Tak lama kemudian, guru bahasa Inggrisku kembali, yeah 45 menit berlalu. “Fanny! Where’s  Fanny?” “Fanny siapa, mam? Fania atau Fanny?” tanya salah seorang temanku. “Fanny yang satunya, bukan Fania.” Aku yang hampir tertidur lalu terbangun dengan muka penasaran.

“Iya, ma’am?” tanyaku. “Somebody has looking for ya, Fanny.” jawabnya. “Siapa, ma’am?” tanyaku makin penasaran. Belum sempat pertanyaan itu terjawab, ada yang membuka pintu kelas. Mendadak kelas menjadi hening dan hanya tertuju pada satu arah, siapa yang membuka pintu?

Entah kenapa, aku merasakan jantungku berdebar-debar. What’s up Fan?” bisikku dalam hati. Ngga biasanya se-deg-deh-an ini. Pintu kelas mulai terbuka dan aku melihat sosok orang dewasa jangkung berkulit putih dan berhidung mancung. “Bule yang nyari aku? HAHAHA salah orang kale-_-“ pikirku.

Aku yang masih penasaran terus menatap ke arah pintu dan tiba-tiba aku merasakan jantungku berhenti berdetak. Sekujur tubuhku kaku dan aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Keempat pria bule itu masuk ke dalam kelas dan berkata, “Who’s Fanny? FannyMcFadden exactly..” kata salah seorang dari mereka. Guru bahasa Inggirsku berkata, “Here is the girl you’ve been looking for..

Semua terasa sepi. Hanya ada aku dan 4 pria bule tersebut. Mereka berjalan mendekatiku sementara yang lain hanya terbelalak memandangku dan keempat pria bule itu. Aku merasakan air mata mulai menetes perlahan di pipiku. Bibirku bergetar seakan ingin sekali mengucapkan, “IS THAT YOU? THE REAL YOU?”. Aku mengusap air mata dan berdiri memeluk mereka. Badanku gemetar. Aku memeluk Mark, salah seorang personil Westlife yang memang menjadi favoritku. Aku memeluknya erat sekali sambil menangis terisak dipelukan pria jangkung yang  berhidung mancung tersebut.

I guess it’s only a dream when I think I will meet you. After..after..I didn’t win the meet and greet competition when you come to Jakarta last year..I...I just think that I’ll have no more chance to meet you..” kataku terbata-bata sambil terisak.

Selama pelukan teletabis itu berlangsung, teman-temanku berdiri sambil memberikan standing applause. Aku memeluk keempat pria itu bergantian. Masih banyak sekali pertanyaan yang ingin kutanyakan pada mereka. “How did you know that I am here?”. But I can’t, all the words are pale. ------------


The end.


Senin, 07 Mei 2012

My Aim :)


Aim adalah cita-cita atau mimpi sekaligus tujuan hidup. Setiap orang pasti punya tujuan dan mimpinya sendiri-sendiri, termasuk aku.


Honestly, I want to be a journalist.
Jadi jurnalis sekaligus wartawan dan reporter, mungkin ini bisa jadi pekerjaan favoritku. Kenapa? Karena menurutku kalo kita jadi pencari berita, ngga hanya wawasan yang selalu bertambah, tapi kita akan selalu up-to-date dengan hal-hal terbaru yang terjadi di dunia. Tapi setiap tujuan dan cita-cita pasti ada halangannya, mau atau tidak. Papa ngga ingin aku jadi jurnalis, dan tepatnya lebih seneng kalo anaknya jadi dokter. I always wondering why almost all parents want their children to be a doctor?

Setiap ada saudara (tante/om) yang nanyain mau ambil jurusan apa kalo kuliah, dengan amat pahit dan terpaksa aku bilang, “kedokteran” -_- aku bingung sebenernya harus nurutin orang tua atau diriku sendiri? Dan ini cukup menggalaukan. Tapi ngga lama aku mikir, “sebenernya yang punya masa depan aku atau papa? Yang menentukan aku atau papa?” dari sini aku ingin sekali bisa bilang ke papa dan om-tante yang nanya, “saya mau jadi jurnalis”. Tapi aku ngga punya cukup keberanian untuk bilang itu. Disisi lain papa lebih berpengalaman soal pekerjaan. Dan aku jujur sempet ngerasa tertekan gara-gara ini, bukannya kalo kita memaksa itu sama dengan menghambat orang untuk bermimpi? Siapa tau aku suksesnya bukan di bidang kedokteran, tapi di bidang lain? Who knows?

Disamping jadi jurnalis, aku juga pengen jadi duta. 2 bidang yang aku pengen banget buat jadi duta adalah bidang lingkungan dan pendidikan. Jujur, aku risih banget kalo ada orang yang buang sampah sembarangan. Kalo suatu hari nanti aku jadi duta lingkungan, aku bakal menggalakkan usaha buat mengurangi bahan-bahan makanan yang dibungkus plastik. Misalnya aja kalo kita belanja, kita bisa bawa plastik atau kresek sendiri dari rumah. Atau mengganti tempat belanjaan itu dengan kertas, kaya di Eropa dan negara maju lainnya. Seenggaknya kita sudah mengurangi 1 macam pencemaran di bumi.

Next, duta pendidikan. Aku mau jadi duta pendidikan, karena aku ingin bisa menolong orang yang ngga mampu biar bisa tetep sekolah. Perihatin banget kalo liat di TV, ada anak yang masih kecil, dan seharusnya mereka seneng-seneng main dan belajar di sekolah sama temen-temen sebayanya, tapi karena faktor ekonomi mereka jadi putus sekolah. Kalo bisa, aku ingin punya sekolah sendiri hehe. Atau paling ngga, kalo ada waktu luang, aku bisa ngajar di sekolah-sekolah yang memang butuh dan kurang untuk tenaga pengajarnya.

Selain itu, aku juga pengen punya yayasan. Yayasan ini untuk orang-orang tua yang seharusnya istirahat dan ngga perlu kerja lagi. Pernah waktu itu di TV, ada nenek-nenek yang tinggal di kandang ayam! Layakkah itu? Nenek-nenek itu keseariannya cuma jual daun pisang dengan penghasilan 3.000 rupiah per hari. Nah, untuk menekan pengangguran juga, dari muda harus dipersiapkan, ngga boleh putus sekolah dan kalo belajar juga harus sungguh-sungguh.
Nothing is impossible.


“Anda dapat mewujudkan apa pun asal anda memiliki komitmen terhadapnya dan berbuat sesuatu yang nyata untuk meraihnya.” (Anthony Robbins)