Senin, 21 Maret 2016

Sayang-sayangku

TUTORIAL 16 <3
                                                     
Hai. Aku baru pulang ngumpul sama tutorial 16. Postingannya bebas aja ya ga usah tegang-tegang banget gitu hahaha. Kita lagi belajar blok kardiovaskuler dan respirasi. Hari ini agenda kita cuma tutorial skenario 4 pertemuan pertama yang membahas tentang perdarahan dan proses penghentiannya. Seru? Tentunya! Kitab kesayangan kita untuk diutarakan waktu tutorial adalah Sherwood dan Tortora. Belakangan penggemar Martini bertambah satu, Kemal. Oiya! Hari ini ulang tahun Adek Syihab. Happy Birthday, Adek! <3

Tutorial 16 adalah kumpulan jomblo idaman, walaupun jomblo kami semua layak kok dijadikan menantu idaman eaaaak. Aamiin, insyaAllah. Kami suka ketawa bersama dan tidak jarang membully satu sama lain, seperti aku.....bukan aku yang membully, tapi aku yang dibully. Well! Hahahaha.

Kemarin waktu tutorial aku mau gambar sesuatu di papan tulis, untuk mencapai papan tulis harus melangkahi kabel-kabel yang dicolok ke laptop Iman yang kebetulan lagi jadi sekretaris tutorial. Aku melangkah dengan pasti, lalu sedetik kemudian aku merasa amnesia dengan apa yang baru saja terjadi. Aku terjatuh dan untung saja kepalaku ngga kebentur papan tulis. Dokter Putry keliatan kuatir, “kamu ngga papa? Kepalanya kena ngga?” “engga, dok..” jawabku. “Jatuh bangun dalam hidup itu biasa..” kata Syifa.

Hari ini mereka kembali membahas kejadian kemarin. “Awas lho nanti kalo mau jelasin pake papan tulis, nanti ada yang jatuh...” Tatapan jahat Kemal mengarah ke aku. Tawa meledak, tak terkecuali aku. Hafidz malah menambahi cerita Kemal, kalau kemarin Iman tidak malah menolongku malah melihat apakah kabelnya ada yang putus atau engga. Semua kembali tertawa terbahak-bahak, tak terkecuali aku.

Membahas tentang Hafidz dan Kemal, mereka memang komplotan yang pas kalau buat ngebully aku. Waktu itu aku sakit, tapi karena lagi jadi ketua tutorial, aku berusaha untuk tetap kuat demi kamu...iya..kamu (sungguh random sekali postingan ini). “Kowe loro to? (Kamu sakit?)” tanya Kemal, aku hanya mengangguk. “Halah, aleman.. (manja)” aku hanya diam saja karena males menanggapi. Sorenya aku menitipkan surat dokter ke Hafidz untuk izin ikut briefing TBMM. “Fidz fidz! Aku nitip ya, izin gak ikut briefing soalnya lagi sakit hehe...” aku menyodorkan selembar kertas surat dokter. “Kamu sakit? Entut!” aku langsung kaget. Sementara Hafidz masih cengar cengir setelah puas bilang “Entut”

Ya Allah, Engkau berikan aku teman seperti dua macam makhluk ini. Temennya sakit malah bukan dibilang “gws” tapi “aleman” dan “entut”. Mereka berdua sangat kompak kalo soal bully membully aku. Well sudah, aku acungi jempol buat kalian berdua. “Nanti kalo udah ngga setutorial kangen lho, Fan diginiin lagi” kata Kemal, “Ho’o, Fan” tambah Hafidz. Aku cuma manggut-manggut.

Iya, jujur aku sedih kalau tahun depan udah ngga satu tutorial lagi sama mereka. They’re like my second family. Together we laugh, together we do dumb things! Hahahaha.

Hmmm...
Coba diimpersonate dulu

Hafidz             : “Nama saya Hafidz Waidz Al Qorni, bisa dipanggil Hafidz, Al...Dodit juga boleh”
Syihab            : “Kalo yang saya baca di Martini itu...”
Zahra              : “Kalo yang kubaca di Sherwood itu.......(blablabla)”
Aul                  : “Semalem aku ketiduraaaan” “Aku baru baca sedikit”
Syifa               : “Aku ada seminar dulu” “Ngopo e?”
Iman               : “He, Rek... Aku itu kemarin (blablabla)”
Tina                : “Ngomongin apa sih?” (keseringan telat join obrolan, baik di grup maupun secara langsung. Hahaha.)
Yevy               : “Kalian mau kubawain mantau kah?” “Aku mau jalan-jalan dulu”
Kemal             : “Halah rapopo..” “Ayo nonton yo besok” (kemudian php)

Random sekali pokoknya mereka. Kalau di grup, kita suka manggil satu sama lain dengan sebutan, “Cinta-cintaku” atau “Sayang” hahahaha. Kasihan. Maklumlah meluapkan hawa-hawa kejombloan masing-masing.

Mungkin kalau dibuat quotes yang sedikit lebih waw gitu, aku bakal bilang, “When I first met you(s). I never thought that you(s) will be this important to me” eaaaaak.

#akusayangkalian


Nantikan kisah selanjutnya!

Rabu, 09 Maret 2016

Berharap Tapi Dikecewakan? Allah Lebih Tahu Mana yang Terbaik

Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang, maka Allah timpakan atas kamu pedihnya sebuah pengharapan supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepadaNya. [Imam Syafi’i]

Saat kita menyenangi sesuatu akan muncul sebuah harapan sebagai bentuk ekspektasi terhadap apa yang akan terjadi. Harapan membuat kita lebih bersemangat mengerjakan sesuatu karena kita merasa termotivasi. Secara tidak langsung, harapan memberi semangat di dalam pikiran bawah sadar.

Memiliki harapan atau ekspektasi bukanlah hal yang salah, namun tidak semua yang terjadi akan sesuai seperti apa yang kita harapkan. Tidak jarang bahwa hal-hal yang terjadi justru diluar dugaan. Terkadang kita malah merasa putus asa, sedih, dan perasaan yang mungkin paling dominan adalah kecewa. Orang-orang selalu mengatakan bahwa kekecewaan selalu ada di akhir. Aku sering bertanya, mengapa kekecewaan selalu berada di akhir? Menurutku, kekecewaan letaknya di akhir agar kita dapat berusaha mempersiapkan dan memikirkan secara matang sebelum kita melakukan sesuatu dan menaruh harapan disana.

Lalu, apakah salah jika kita sudah berusaha melakukan yang terbaik dan memikirkannya dengan matang namun malah berakhir dengan perasaan kecewa? Tidak! Tidak! Harapan harus selalu ada di setiap hal yang ingin kita wujudkan. Mari kita kaitkan masalah pengharapan dengan salah satu ayat Al-Qur’an Surah At-Taubah ayat 129 “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepadaNya aku bertawakal” Salah satu makna yang ku tangkap dari ayat tersebut adalah jika kita menginginkan sesuatu, kita harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkannya. Setelah itu yang bisa kita lakukan hanyalah berdo’a dan tawakal. Apapun hasilnya, Allah lebih tahu mana yang lebih kita butuhkan.

Seringkali kita merasa bahwa seolah-olah Allah salah memutuskan sesuatu hal atas kita, namun kita sering lupa bahwa Allah Maha Tahu apa yang terbaik untuk hambaNya. “Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” [QS Al Baqarah: 216]. Jika kita telah memasrahkan diri akan segala hasil yang akan kita terima dan percaya bahwa Allah akan memberikan yang terbaik bagi kita, insyaAllah apapun itu kita akan menerimanya dengan ikhlas. Apabila harapan belum sesuai dengan realita, hendaknya kita jangan terlalu bersedih karena selalu ada hikmah di setiap kejadian. Bisa jadi Allah menginginkan kita mempelajari sesuatu dari kekecewaan tersebut.

Berbicara mengenai harapan memang tidak bisa dipisahkan dari kekecewaan. Awalnya pikiran kita membentuk ekspektasi hingga masuk ke dalam alam bawah sadar seiring dengan kuatnya harapan tersebut. Apa yang terjadi kedepannya masih menjadi misteri. Kekecewaan yang kita rasakan hendaknya jangan hanya membuat kita bersedih dan putus asa, pelajarilah sesuatu dari setiap kejadian. Mungkin, dengan merasakan kekecewaan karena ketidaksesuaikan ekspektasi terhadap sesuatu atau seseorang, kita akhirnya dapat belajar bahwa dikecewakan itu rasanya tidak enak. Kedepannya diharapkan kita akan lebih berhati-hati melakukan sesuatu ataupun memperlakukan orang lain agar tidak menerima kekecewaan yang sama dengan apa yang kita rasakan.


Tetap semangat, berusaha lebih keras, berdo’a lebih khusyu’, dan serahkan semuanya kepada Allah.