Jumat, 05 Juli 2013

A Year Without Westlife


Mulai lagi galau-alay. 23 Juni 2013 setahunan tanpa om-om ganteng nan kece dari Irlandia. Ngga ada album baru, single baru, video clip baru, konser, tour. Timeline berubah drastis waktu mereka bubar. Westlifer pada kabur entah kemana, ada yang ganti ngefans sama One Direction, ganti ngefans sama yang lain. Jujur kalo udah annoying sekali, aku suka ngeunfollow mereka. I followed them as a Westlifer but they changed. So I decided to unfollow them ;)

Bentar lagi single barunya Shane Filan keluar, udah ada bocoran lirik single barunya di twitter. Mark Feehily juga kabarnya mau rilis album entah dia ngga penah mengumbar-ngumbar soal itu di twitter (sebenernya jadi apa engga sih? -_-). Nicky Byrne udah jadi penyiar radio. Nah… Kian Egan ini yang belum terdengar kabar apa-apa. Mungkin dia masih sibuk ngurusin Koa. Makin unyu ajah.

Bubarnya Westlife memang sangat membuat para true Westlifer….yaa gitu deh. Tapi salah satu hikmah yang bisa kita ambil, kita bisa tau mana real fans mana yang fake alias abal-abal. Sebenernya ngga papa sih kalau mau ngefans sama yang lain. Tapi kadang ada yang sampe mainstream sampe kaya ngga inget siapa Westlife (?) dan lebih mensupport penyanyi/idola lain. Remember, once a Westlife, always a Westlifer!
Pada akhir posting ini saya tidak akan bercerita banyak soal kegalauan alay ini. Enek juga mungkin lama-lama yang baca. Galauuuu mulu. Westlifeeeee mulu. Ngga janji sih, mungkin di postingan lain aka nada tulisan galau alay yang lain hahaha. Just hope for the best to the lads. We will always love & support you <3



KEEP CALM AND LOVE WESTLIFE FOREVER !






Anak Jaman Sekarang

 Topik ini saya pilih karena ini merupakan sesuatu yang menarik untuk dibicarakan. “Anak Jaman Sekarang” (sebenernya mau ngasi judul pake bahasa Inggris: “Kids this Era” tapi kayanya kurang pas gitu. Mmm tapi sebenernya engga juga sih, bagus juga. Oke abaikan.)

            Anak-anak jaman sekarang kalau kita lihat makin gede makin tidak bisa diatur. Makin gede makin malas belajar. Makin gede makin sering bohong sama guru dan orang tua. Makin gede makin cuek, sukanya hura-hura, dapet nilai bagus dengan jalan pintas. Mungkin yang membaca ini berpikir, “Ih apaan si ni anak sok banget.”. Weiiittsssssssszsszzsshh. Tapi memang itu yang benar-benar terjadi. Seiring dengan bertambahnya umur namun tidak diikuti oleh sikap dan pikiran yang lebih dewasa dan rasional.

1.   Makin gede makin tidak bisa diatur.
Semakin dewasa anak, semakin mereka banyak berjumpa dengan orang-orang luar yang kadang bisa membawa pengaruh baik/buruk. Tergantung masing-masing individu, jika dari masih muda sudah punya dasar dan prinsip yang kuat, maka tidak akan mudah terbawa arus. Makin tidak bisa diatur berarti mereka mendapat pengaruh negatif. Memang sih seumuran remaja pengennya main dan menikmati masa remaja, tapi coba pikirkan masa depan. Belajar. Suatu saat mereka akan sadar dan mungkin menyesal mengapa dulu waktu masih remaja tidak mengisi waktu dengan hal-hal berguna untuk menunjang masa depan. Mereka malah menghabiskan waktu untuk bersenang-senang yang porsinya melebihi batas. Ketika diingatkan guru/orang tua untuk belajar hanya bilang, “Iya..Iya..” kadang diikuti rasa marah bahkan mengumpat. Coba dipikirkan baik-baik, guru & orang tua usianya jauh lebih tua dari kita. Otomatis mereka punya lebih banyak pengalaman tentang menjalani hidup. Mereka mengingatkan kita untuk berbuat baik, belajar, mengisi waktu dengan hal-hal berguna agar kita tidak terjerumus ke dalam hal-hal negatif yang merugikan untuk masa depan. Tapi kadang dengan keegoisan anak sekarang, mereka hanya menganggap itu angin lalu. “Boam” alias “Bodo amat. Yang penting gue seneng.” Cobalah sekali-kali renungkan kenapa guru & orang tua sering menegur dan menasehati kita.

2.   Makin gede makin sering bohong sama guru & orang tua
Berlanjut deh karena ngga suka dinasehatin dan ditegur jadi suka bohong. Kalau ditanya, “Udah belajar belum?” “Udaaaahh” padahal belum. “Lagi ngapain?” “Belajar” padahal main hape sama internetan. Bohong itu ngga baik, dan dosa (bagi yang tahu dan sadar^^). Kenapa tetap dilakukan? Merasa nyaman dengan berada dalam ‘zona kebohongan’ itu? Ati-ati kena karma lho. Soon or later.

3.   Makin gede makin cuek, sukanya hura-hura, dapet nilai bagus dengan jalan pintas.
Dulu, saya punya seorang guru les matematika. Beliau orangnya bijak banget. Suka ngasi pelajaran-pelajaran kehidupan (tsah apabanget bahasanya -_-). Salah satunya yang masih saya ingat sampai sekarang: “Kalau kamu sekolah hanya untuk nyari nilai, kamu ngga bakal dapet ilmu.” 100% benar. Nilai mudah di dapat, mau dapet nilai bagus? Nyontek, pake kunci jawaban. Tapi apa puas dengan hasil bagus karena curang? Disamping itu, kita juga rugi. Menghabiskan waktu bertahun-tahun lamanya buat sekolah tapi berakhir dengan ujian yang curang. Wasting time!  Kenapa ngga langsung minta ujian dan bawa kunci jawaban aja? Selesai kan? Yang dikejar kan nilai bukan ilmu. Suatu saat mungkin para contekers dan curangers akan sadar sama dampak perbuatan mereka. Mungkin sekarang belum terasa, masih enak, aman, diatas KKM, naik kelas. Tapi nanti kalau kuliah? Kerja? Kita bakal bekerja sesuai bidang yang kita mampu dan inginkan, nah kalau ilmu-ilmu yang diujikan sebelumnya kita nge-skip begitu aja dengan nyontek, ilmu apa dong yang bisa kita pake buat bekerja nanti. Kita tidak bisa memutar waktu. Time is the key of life. Kalau mau jadi orang berhasil di masa depan, gunakan waktu muda sebaik-baiknya untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Berpikir lebih dewasa, apa yang akan terjadi jika saya melakukan ini.

4.   Belajar menghargai orang lain.
Anyway, sikap menghargai orang lain juga perlu. Mau kita suka atau tidak dengan orang itu, kita harus tetap menghargai dia. Kita berhak tidak suka dengan orang lain, tapi orang lain juga berhak dihormati dan tidak diolok atau dicela seenaknya. Cobalah buat menghargai orang lain, nobody is perfect and so are they. Mungkin suatu saat kita akan membutuhkan orang yang kita benci. Hm terus apabila kita bener-bener ngga suka dengan orang itu, kita bisa bilang ke dia baik-baik untuk memperbaiki diri. Jangan bisanya cuma mengkritik tanpa memberika solusi. Bayangkan aja jika kita ada di posisi dia, sakit hati kan? Tiba-tiba dijadikan bahan olokan dan diperlakukan tidak enak oleh orang-orang di sekitar. Mereka juga perlu dihargai. Buat yang mengolok, kalian juga tidak sempurna. Belum tentu kalian lebih baik daripada yang diolok. Lagi pula ngapain sih sibuk-sibuk mencari kekurangan orang lain? Ada hal-hal lain yang jauh lebih penting dan bermanfaat dibandingkan melakukan itu.

5.   Belajar peduli dengan hal kecil.
Hal-hal kecil yang cenderung dipandang remeh kadang suka kita abaikan. Contohnya: nanya dikit-dikit waktu ulangan untuk meyakinkan jawaban kita betul atau tidak. Secara tidak langsung akan mendidik diri kita untuk tidak percaya pada diri sendiri alias ragu dengan kemampuan kita. Bergantung dengan orang lain, apakah yang telah dikerjakan benar atau tidak, khawatir apabila tidak mendapat nilai bagus dan diatas KKM. Padahal jawaban orang lain juga belum tentu betul kan? Banyak hal-hal kecil kadang yang kita suka remehkan yang sebenarnya bedampak besar. Saya pernah membaca sebuah quotes di twitter yang intinya: kita tidak akan menjadi orang besar jika kita tidak peduli dengan hal-hal yang kecil. Orang-orang besar memperhatikan hal-hal kecil sehingga dalam setiap langkahnya tidak salah jalan. Berhenti meremehkan hal-hal kecil karena suatu saat kita akan sadar bahwa itu memberikan dampak yang besar.


Mungkin bagi yang baca ini mikirnya pasti: “Apaan sih, soktau banget.” Dan blah blah blah. I just wanna share what’s on my mind here. You can take the positive things or just pass this away without getting any value. Terima kasih bagi yang sudah membaca. Maaf kalau ada kata/kalimat yang mungkin tidak enak dan menyinggung. Semoga bisa diambil hal-hal positifnya untuk menjadikan kita lebih baik kedepannya. Berubahlah selagi ada waktu, sebelum semuanya terlambat. ^^. (Fanny)

My Celebs Crush



1.   Westlife
Pasti sudah pada tau kan dari sejak jaman bahula kalo aku sukaaaaa banget sama boyband yang (akhirnya) bubar ini. Masih pahit sebenernya rasanya. Agak aneh gitu tiap tahun tanpa single baru dan album baru dari mereka. But what can I do then? I’m just hoping all the best for all of them including Brian. I love you Shane, Mark, Nicky, Kian, and Brian. KEEP CALM AND LOVE WESTLIFE FOREVER.




2.   Edward Cullen a.k.a Robert Pattinson
Next! He’s a cool vampire but not coolest hehehe. Pertama ngeliat udah kesengsem walaupun ngga langsung suka sama Twilight sih masih heboh-hebohnya Harry Potter soalnya. Eh pas Breaking Dawn part 2 rilis aku malah suka. Aku tau ini telat. Saya selalu telat deh kayanya. Ngeliat dia di Twilight, masuk trus ada angin berhempus perhalan, beeehhh orang ganteng masuk belakangan di belakangnya Alice dll. OMG.



3.   Carlisle Cullen a.k.a Peter Facinelli
Eaaaahhhh this is the coolest vampire everybodeeehh!!!! Please welcome dr. Carlisle Cullen. Kalem, bawaannya cool, dan ga mudah emosi. Idaman banget walaupun udah bapak-bapak. Awal kesengsem emang sama anaknya dia, si Edward. Tapi lama kelamaan sukanya sama bapaknya. He’s super cool.





4.   Edmund Pevensie a.k.a Skandar Keynes 

Pertama kali liat juga biasa aja rasanya. Tapi di Narnia kedua yang sama Pangeran Caspian lama-lama cakep juga ya (?) ini mungkin karena pas di Narnia pertama dia masih kecil. Oke abaikan. I love his gorgeous face! ;)




5.   Legolas a.k.a Orlando Bloom
YEAAAAHHH me and mum called him, “si cool.” Itu loh yang jadi Legolas di The Lord Of The Ring. Cool banget, rapih, ga pernah luka kalo perang. He’s so charming!!!




6.   Ped a.k.a Jirayu Laongmanee
Pertama kali liat di film Thailand yang judulnya “Suckseed” dia berperan sebagai Ped, sahabatnya Khung. Dia pendiem, cool getoh dech. Mungkin cowok cool itu menarik yah, daritadi aku ngomongin kalo sukanya sama cowok cool yah. Iya cowok cool itu penuh misteri gitu, ga bawel dan ga banyak omong. Mmmm aku ga suka sama cowok yang kebanyakan ngomong ehe.




7.   Lee Min Ho
Uyeah kembali ke negeri ginseng. Pertama kali suka sama dia pas liat dia di BBF (Boys Before Flowers) sebagai Goo Joon Pyo. Mancung, tinggi (187cm). actingnya keren banget pas di city hunter jadi Lee Yoon Sung, beda banget sama Goo Jun Pyo yang manja trus nyebelin. Oh iya, I’ve already watched his new drama too, “The Faith/ The Great Doctor” dia jadi jendral Choi Young disini.


8.   Kim Soo Hyun
WAAAAAAAA oppa yang imut sekaleeehhh. Langsung suka pada pandangan pertama di drama korea “The Moon That Embraces The Sun”. He played the role as King Lee Hwon there. Dia main juga di Dreamhigh jadi Sam Dong. I love to see his cute face!!!


9.   Channing Tatum
Hola! Pertama kali liat dia pas main di film 21 Jump Street. Awal liat biasa aja. Malahan pas ada temen bilang, “Itu Channing Tatum, ganteng banget tau.” “Ngga ah biasa aja.” Dan tak lama kemudian…. Aku menyadari bahwa dia memang ganteng. Kalo senyum sama ketawa mirip Kim Soo Hyun. Terus kedua kali aku ngeliat dia di film The Vow. So sweet banget filmnya. Intinya crush saya makin bertambah!


10.             Chris Pine
Play the role as FDR. Agen CIA handal yang rebutan cewek sama temennya, Tuck. He’s so tall and cool. Pas browsing eh ternyata dia seumuran bang marky. Kenapa oh kenapa aku ga punya crush yang masih umur belasan tahun (?) please don’t judge me. I have on, he’s on number 6!



Itulah kesepuluh crush saya yang mungkin bisa nambah dan bisa berkurang juga…. Thanks for reading xxx

JUPANCA yeaaahhh

HAPPY BIRTHDAY BU ANNA!
Ini telat harusnya diposting tahun lalu. Ini masih jaman SMP pake biru putih unyu-unyu yang sudah mulai kehilangan kepolosan sebelum masuk SMA (?). iseng liat-liat foto SMP di laptop, yaampun entah kenapa saya merindukan SMP. Semuanya kompak & nyatu. Here’s my class called Jupanca. Consist of 23 + 1 great kids. Ngga tau gimana harus terima kasih karena mereka membantu banget buat adaptasi waktu aku pindah kesana menjelang UN. Together, we have fun. Together, we laugh. Dibawah ini beberapa foto unyu waktu ultah bu Anna, walikelas kami tercinta. Ada fotoku pelukan juga sama bu Anna, how sweet :3 *tersipu* acara berlanjut dengan tiup lilin yay! Dari awal sebenernya udah janji kue ultahnya ngga boleh dicolek-colekin. Tapi…semua berubah saat Vicko menyerang. Kabarnya, dia yang pertama main colek cream kue ke anak-anak. Suasana pun jadi ricuh saling colek-colekan cream kue satu sama lain. Seru sekali!







Nah ini waktu buka puasa bersama di rumah Danu tahun lalu. Semua dateng loh kecuali 1 orang, tuki. Dia rumahnya kejauhan jadi ga dateng. And my daddy praised us because we’re so kompak! Hehehehe. Setelah buka puasa dihabiskan dengan cerita-cerita dan foto-foto lalu main mercon. Usilnya Danu dia bawa mercon ke dalem rumah buat ngagetin yang lain. AAA AAAA AAAA *teriak* (?) but it was wonderful and unforgettable. Togetherness.






Nah ini dia pas graduation alias wisuda. Aku udah ngaret mestinya sebelum jam 7 udah di sekolah aku malah dateng jam 8 hahaha. 2 dari teman kami, Sarah & Nindha masuk 10 besar dengan nilai terbaik (bukan NEM UN). Selesai acara, kita foto-foto, ambil ijazah dan pulang. Cewek-ceweknya pada canthique pake kebaya, dan cowok-cowoknya pake jas B)










Proud with that?

Bicara masa SMA, yang tergambar dikepalaku hanyalah tumpukan buku dan catatan kecil semua tugas, PR, dan ulangan. Seperti tak ada habisnya. Kadang aku merenung, mengapa harus sebanyak ini jumlah mata pelajaran yang harus dipelajari kelas X di SMA sebelum penjurusan. Aku termenung. Hal lain yang terlintas adalah ketika aku bersusah payah mengerjakan PR, dan keesokan harinya… “Fan, lo udah ngerjain PR belom?” Tanya seorang teman sekelas. “Udah..” jawabku singkat. “Boleh liat ngga?” balasnya yang sudah kesekian kali melihat pekerjaan rumahku. Dan ketika pembagian rapor, aku terkejut ketika teman yang biasanya menyontek PRku menjadi ranking di atasku. Ini dapat menjadi gambaran rendahnya keinginan siswa untuk berusaha semaksimal mungkin dalam mencapai prestasi yang baik. Rasa malas seakan sudah menguasai mereka. “Boam” alias “Bodo amat” yang sering kudengar terucap dari mulut mereka ketika ditanya konsekuensi tindakan mereka tersebut.

Hidup yang berkecukupan, beraneka gadget, orang tua yang kaya mungkin menjadi salah satu faktor yang membuat mereka malas. Malas dan nyontek sudah seolah sahabat. Jika kita malas, kita pasti menyontek. Jalan pintas yang sebenarnya tidak baik dan tidak mendidik untuk dilakukan. Hidup para remaja jaman sekarang seolah dibuat, “Yang penting gue seneng, nilai gue bagus, dan ortu seneng.” YOU ARE ABSOLUTELY WRONG GUYS!

Papaku pernah berkata, “..masa remaja itu adalah masa yang kritis. Kenapa? Karena pada masa itu menentukan bagaimana kita kedepannya. Menjadi orang berhasil atau tidak?” seorang guru matematikaku juga pernah bilang, “Kalo kamu kesekolah cuma cari  nilai, kamu ngga bakal dapet ilmu.” Ini dalam sekali loh pernyataannya. Kalo kita ke sekolah hanya mengandalkan mencari nilai, nilai bisa dikasi kok. Halal tidaknya tergantung cara kita mendapatkannya. Bisa dari nyontek atau usaha sendiri. Nah disini letak bedanya. Kalau kita menyontek untuk mendapat nilai, yang kita dapat hanya ‘jawaban teman’ yang ngga tentu benar salahnya. Dan seandainya dapat nilai bagus? Bangga tidak? “Boam” mungkin hahaha. Disisi lain bagi yang mencari nilai berdasarkan usahanya sendiri, walaupun mendapat nilai jelek, dia akan tetap berusaha memperbaikinya dan mencapai hasil yang maksimal. Yang akhirnya akan membuatnya bangga, karena itu merupakan hasil kerja kerasnya yang murni.


Kemarin sekolah mengadakan psikotes untuk siswa kelas X sebagai bahan pertimbangan penjurusan, IPA atau IPS. Psikotes ini ada 4 sesi. Di sesi yang terakhir, penguji membagikan selebaran kartu kepada kita yang mana terdapat beberapa kata yang berlainan. Dan kita diminta untuk menghafalkan dalam waktu 3 menit dilanjutkan menjawab pertanyaan yang tampaknya digunakan untuk menguji daya ingat kita. Beberapa anak sudah maju mengumpulkan jawaban mereka. Dan beberapa saat kemudian seperti yang bisa ditebak, beberapa anak ‘panik’ meminta jawaban dari teman yang lain. Saya hanya berpikir, “Hell-o? This is psycotest. Test for knowing YOUR ABILITY, not YOU FRIENDS’” karena virus “Boam” sudah menyebar, apa daya. Beberapa ada yang aku tegur dan hanya tersenyum. Menyedihkan buka jika melihat pemandangan seperti itu pada generasi muda bangsa. Menyontek seolah sudah menjadi budaya yang melekat dalam diri sebagian besar mereka. Ini merupakan kebiasaan buruk yang hanya bisa dihilangkan melalui kemauan dari dalam diri sendiri.