Jumat, 05 Juli 2013

Anak Jaman Sekarang

 Topik ini saya pilih karena ini merupakan sesuatu yang menarik untuk dibicarakan. “Anak Jaman Sekarang” (sebenernya mau ngasi judul pake bahasa Inggris: “Kids this Era” tapi kayanya kurang pas gitu. Mmm tapi sebenernya engga juga sih, bagus juga. Oke abaikan.)

            Anak-anak jaman sekarang kalau kita lihat makin gede makin tidak bisa diatur. Makin gede makin malas belajar. Makin gede makin sering bohong sama guru dan orang tua. Makin gede makin cuek, sukanya hura-hura, dapet nilai bagus dengan jalan pintas. Mungkin yang membaca ini berpikir, “Ih apaan si ni anak sok banget.”. Weiiittsssssssszsszzsshh. Tapi memang itu yang benar-benar terjadi. Seiring dengan bertambahnya umur namun tidak diikuti oleh sikap dan pikiran yang lebih dewasa dan rasional.

1.   Makin gede makin tidak bisa diatur.
Semakin dewasa anak, semakin mereka banyak berjumpa dengan orang-orang luar yang kadang bisa membawa pengaruh baik/buruk. Tergantung masing-masing individu, jika dari masih muda sudah punya dasar dan prinsip yang kuat, maka tidak akan mudah terbawa arus. Makin tidak bisa diatur berarti mereka mendapat pengaruh negatif. Memang sih seumuran remaja pengennya main dan menikmati masa remaja, tapi coba pikirkan masa depan. Belajar. Suatu saat mereka akan sadar dan mungkin menyesal mengapa dulu waktu masih remaja tidak mengisi waktu dengan hal-hal berguna untuk menunjang masa depan. Mereka malah menghabiskan waktu untuk bersenang-senang yang porsinya melebihi batas. Ketika diingatkan guru/orang tua untuk belajar hanya bilang, “Iya..Iya..” kadang diikuti rasa marah bahkan mengumpat. Coba dipikirkan baik-baik, guru & orang tua usianya jauh lebih tua dari kita. Otomatis mereka punya lebih banyak pengalaman tentang menjalani hidup. Mereka mengingatkan kita untuk berbuat baik, belajar, mengisi waktu dengan hal-hal berguna agar kita tidak terjerumus ke dalam hal-hal negatif yang merugikan untuk masa depan. Tapi kadang dengan keegoisan anak sekarang, mereka hanya menganggap itu angin lalu. “Boam” alias “Bodo amat. Yang penting gue seneng.” Cobalah sekali-kali renungkan kenapa guru & orang tua sering menegur dan menasehati kita.

2.   Makin gede makin sering bohong sama guru & orang tua
Berlanjut deh karena ngga suka dinasehatin dan ditegur jadi suka bohong. Kalau ditanya, “Udah belajar belum?” “Udaaaahh” padahal belum. “Lagi ngapain?” “Belajar” padahal main hape sama internetan. Bohong itu ngga baik, dan dosa (bagi yang tahu dan sadar^^). Kenapa tetap dilakukan? Merasa nyaman dengan berada dalam ‘zona kebohongan’ itu? Ati-ati kena karma lho. Soon or later.

3.   Makin gede makin cuek, sukanya hura-hura, dapet nilai bagus dengan jalan pintas.
Dulu, saya punya seorang guru les matematika. Beliau orangnya bijak banget. Suka ngasi pelajaran-pelajaran kehidupan (tsah apabanget bahasanya -_-). Salah satunya yang masih saya ingat sampai sekarang: “Kalau kamu sekolah hanya untuk nyari nilai, kamu ngga bakal dapet ilmu.” 100% benar. Nilai mudah di dapat, mau dapet nilai bagus? Nyontek, pake kunci jawaban. Tapi apa puas dengan hasil bagus karena curang? Disamping itu, kita juga rugi. Menghabiskan waktu bertahun-tahun lamanya buat sekolah tapi berakhir dengan ujian yang curang. Wasting time!  Kenapa ngga langsung minta ujian dan bawa kunci jawaban aja? Selesai kan? Yang dikejar kan nilai bukan ilmu. Suatu saat mungkin para contekers dan curangers akan sadar sama dampak perbuatan mereka. Mungkin sekarang belum terasa, masih enak, aman, diatas KKM, naik kelas. Tapi nanti kalau kuliah? Kerja? Kita bakal bekerja sesuai bidang yang kita mampu dan inginkan, nah kalau ilmu-ilmu yang diujikan sebelumnya kita nge-skip begitu aja dengan nyontek, ilmu apa dong yang bisa kita pake buat bekerja nanti. Kita tidak bisa memutar waktu. Time is the key of life. Kalau mau jadi orang berhasil di masa depan, gunakan waktu muda sebaik-baiknya untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Berpikir lebih dewasa, apa yang akan terjadi jika saya melakukan ini.

4.   Belajar menghargai orang lain.
Anyway, sikap menghargai orang lain juga perlu. Mau kita suka atau tidak dengan orang itu, kita harus tetap menghargai dia. Kita berhak tidak suka dengan orang lain, tapi orang lain juga berhak dihormati dan tidak diolok atau dicela seenaknya. Cobalah buat menghargai orang lain, nobody is perfect and so are they. Mungkin suatu saat kita akan membutuhkan orang yang kita benci. Hm terus apabila kita bener-bener ngga suka dengan orang itu, kita bisa bilang ke dia baik-baik untuk memperbaiki diri. Jangan bisanya cuma mengkritik tanpa memberika solusi. Bayangkan aja jika kita ada di posisi dia, sakit hati kan? Tiba-tiba dijadikan bahan olokan dan diperlakukan tidak enak oleh orang-orang di sekitar. Mereka juga perlu dihargai. Buat yang mengolok, kalian juga tidak sempurna. Belum tentu kalian lebih baik daripada yang diolok. Lagi pula ngapain sih sibuk-sibuk mencari kekurangan orang lain? Ada hal-hal lain yang jauh lebih penting dan bermanfaat dibandingkan melakukan itu.

5.   Belajar peduli dengan hal kecil.
Hal-hal kecil yang cenderung dipandang remeh kadang suka kita abaikan. Contohnya: nanya dikit-dikit waktu ulangan untuk meyakinkan jawaban kita betul atau tidak. Secara tidak langsung akan mendidik diri kita untuk tidak percaya pada diri sendiri alias ragu dengan kemampuan kita. Bergantung dengan orang lain, apakah yang telah dikerjakan benar atau tidak, khawatir apabila tidak mendapat nilai bagus dan diatas KKM. Padahal jawaban orang lain juga belum tentu betul kan? Banyak hal-hal kecil kadang yang kita suka remehkan yang sebenarnya bedampak besar. Saya pernah membaca sebuah quotes di twitter yang intinya: kita tidak akan menjadi orang besar jika kita tidak peduli dengan hal-hal yang kecil. Orang-orang besar memperhatikan hal-hal kecil sehingga dalam setiap langkahnya tidak salah jalan. Berhenti meremehkan hal-hal kecil karena suatu saat kita akan sadar bahwa itu memberikan dampak yang besar.


Mungkin bagi yang baca ini mikirnya pasti: “Apaan sih, soktau banget.” Dan blah blah blah. I just wanna share what’s on my mind here. You can take the positive things or just pass this away without getting any value. Terima kasih bagi yang sudah membaca. Maaf kalau ada kata/kalimat yang mungkin tidak enak dan menyinggung. Semoga bisa diambil hal-hal positifnya untuk menjadikan kita lebih baik kedepannya. Berubahlah selagi ada waktu, sebelum semuanya terlambat. ^^. (Fanny)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar