Sabtu, 15 Juli 2017

Hijrah?


Assalamualaikum fellas! Hehehe, it’s be a looooong time no see, finally I got this spare time to write again. Jadi, ceritanya termotivasi nulis lagi karena habis baca blognya Felix, si dedek fanboy yang berkedok haters. Oke, di postingan kali ini aku bakal membahas tentang hijrah. Subhanallah, Fany (?)

Hijrah
            Hijrah itu apa sih? Hijrah itu artinya berpindah. Berpindah dari Park Bo Gum ke Yoo Seung Ho? Oh no! Hehehe. Hijrah yang dimaksud disini adalah berpindah menjadi lebih baik. Kenapa harus hijrah? Karena kita ga boleh puas gitu-gitu aja sama diri kita sendiri. Kalau kata Mbak Zhifa di KAKAP kemarin, “kalau teman-teman hanya belajar itu-itu saja, it will inhibit you to grow”. Konteks hijrah yang akan kubahas disini tentang hijrah dalam “agama”. Well, guys, kalian tau kan aku ngga alim-alim banget, aku juga masih belajar, pengetahuan agamaku juga masih biasa banget dibanding teman-temanku. Tapi disini aku mau share beberapa pengalaman dan pandanganku.

Kenapa Hijrah?
            Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah menerima saya di UII. Hehehe. Yup, sesuai kan sama firman Allah Q.S Al Baqoroh : 216 tentang apa yang kamu suka belum tentu baik bagimu, dan apa yang kamu benci juga belum tentu buruk bagimu. Disini aku bertemu banyak orang yang membuatku terinspirasi, sekecil apapun yang mereka lakukan pasti ada aja sesuatu yang spesial.

            Awal semester 4 kemarin merupakan titik balik breakthroughku lagi. Aku tiba-tiba merenung, “Fan, berapa banyak lembar textbook kedokteran yang kamu baca setiap harinya? Kalau dibandingkan sama Al Qur’ran banyak mana? Malah kadang kamu suka ngga ngaji kalau kecapekan. Berapa surat sudah yang kamu hafal? Berapa hadist? Kenapa malah rajin sekali menghafal lirik lagu dibanding menghafal surat? Kamu bilang kamu muslim, kamu beriman, kamu tau beriman itu apa kan? Mempercayai dengan hati, mengatakan dengan lisan, dan mewujudkan dengan perbuatan. Coba tanya deh, buktinya apa? Bayangkan, setiap hari ilmu kedokteranmu bertambah, apakah begitu dengan ilmu agamamu?” ya, mungkin aku agak kesambet hahaha. Tapi aku percaya satu hal, bahwa semua hidayah berasal dari Allah.
          


             “...Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk” kadang aku ngerasa takut, jangan-jangan selama ini aku masih betah banget menghabiskan waktu sama hal-hal yang ga berpahala, ngerasa biasa aja, dan seneng-seneng aja karena Allah memang belum membukakan hatiku buat mendapat hidayah. Sangat jelas kan Allah bilang kalau Allah lebih tau orang-orang yang mau menerima petunjuk. Yak, fellas boleh istighfar dulu. Jangan tegang gitu dong bacanya.

            Sudah merasakan sesuatu yang berbeda belum? Wkwkwk. Oke, jangan takut. Semoga dari satu paragraf diatas bisa jadi refleksi diri ya buat kita semua. One thing for sure, Allah menurunkan hidayahnya bisa lewat mana aja. Bisa lewat teman, ortu, atau mungkin postingan blog ini? Aamiin.
Renungkan
Renungkan
Renungkan
Teman Hijrah
            Hari Minggu tanggal 4 Juli kemarin aku ikut acara Big Bang CMIA. Pemateri terakhirnya adalah Ustadz Weemar Aditya. Wew sekali cerita hijrah beliau. Beliau hijrah karena dulu berprofesi sebagai perekam dan pengedit video ceramah ustadz, mau ngga mau harus dengerin ulang setiap ngedit. Ternyata dari situ Allah menurunkan hidayahnya. See? Hehehe. hidayah bisa datang darimana saja.

            “Siapa yang punya teman hijrah lebih dari 10?” tiba-tiba ustadz Weemar bertanya. Aku melirik sekeliling. Nisa tiba-tiba mengacungkan tangannya, aku pun mengikutinya. Ya, dia adalah salah satu teman, eh sahabat hijrahku. Kenapa sih penting buat punya teman hijrah? Hey! Dengan punya teman hijrah kita ngga merasa sendirian kalau mau ngelakuin apa-apa. Awkward ngga sih rasanya misalnya ngga pernah ke masjid buat sholat jamaah tiba-tiba ke masjid? Kalau aku sih canggung, awalnya. Nah, kalau punya temen hijrah bisa tuh ajak-ajak sholat bareng. Masuk surga sendiri juga ngga seru kan? Makanya! SEGERA AKHIRI KESENDIRIAN INI L

Konsisten Itu Ngga Gampang
            Ada ungkapan yang bilang kalau iman kita itu bisa naik turun. Iya, bener banget. Ini yang selama ini kurasain. Ada kalanya lagi rajin-rajinnya pengen baca Al Qur’an sama buku-buku islam atau pengen banget sholat di masjid, tapi ada pula saat-saat pengennya menutup badan dengan selimut dan hibernasi hingga bangun sendiri secara otomatis. Ternyata setelah dicoba, hidup makin ngga karuan. Rasanya banyak banget yang harus diselesaikan tapi kayak ngga punya waktu, 24 jam dalam sehari rasanya kurang. Padahal kalau dipikir-pikir masih banyak temen-temen yang lebih sibuk. Kok bisa gitu ya?

            “Mbak juga pernah kok ngerasain kayak gitu. Lagi males banget. Kan iman kita juga naik turun. Coba deh Fany sekarang kalau adzan langsung sholat. InsyaAllah dimudahkan segala urusannyadoes it make sense? Iya, ternyata. Prinsipnya gini, siapa sih yang memberi kita hidup? Allah. Oke. Lalu, untuk siapa seharusnya waktu hidup itu kita dedikasikan? Allah. Lah terus duniaku gimana? Weits tenang dulu, Islam itu merupakan agama yang mengatur kegiatan dari berbagai aspek. Ada yang namanya huku syara’, yaitu hukum perbuatan manusia yang landasannya dari Allah. Udah pada tau kan tentang hukum itu ada 5, wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram. Nah, darisitu kita bisa memilah berbagai kegiatan yang kita lakukan dalam 24 jam, jangan-jangan kebanyakan yang makruh malah jarang yang wajib?

            Ingat gais, Allah itu dekat. Spesialnya lagi nih ya, kalau umpama kita mendekat kepada Allah dengan cara berjalan, Allah akan berlari kepada kita. Sama halnya, ketika kita mementingkan Allah dulu diatas segalanya, insyaAllah urusan kita yang lain jadi dipermudah. Jadi, kalau kita merasa malas banget atau lagi ngga semangat hidup, cobalah lebih mendekatkan diri sama Allah. Mungkin selama ini karena kita sibuk, kita jadi menjauh sama Allah. Oh ya! Jangan lupa berdoa minta agar selalu dilindungi dari hal-hal yang membuat kita jauh dari Allah. Ujian itu nggak melulu berupa kesedihan, adakalanya ujian itu berupa kenikmatan. Disana Allah mau melihat, apakah kalau diberikan kenikmatan kamu akan bersyukur atau malah lalai dan takabur?

            Nah, dari 3 paragraf di atas sudah terbayang belum sebenernya susah-susah-gampang kan untuk konsisten, apalagi hijrah. Salah seorang temanku pernah bilang, “iya, kalau kamu hijrah pasti banyak banget ujiannya” YUPS! Hijrah merupakan upaya kita untuk lebih meningkatkan kualitas diri menjadi pribadi yang lebih baik. Ibaratnya mau naik kelas, pasti ada ujian kan? Walaupun itu sulit, tapi jika semua kita lakukan semata-mata karena mengharap kasih sayang Allah, insyaAllah tidak ada yang tidak mungkin. Coba perhatikan hadits dibawah ini. Semua perbuatan tergantung sama niatnya. Sebelum memutuskan untuk berhijrah, coba renungkan dulu why I must do this? Is this important for me? Dengan menemukan jawaban dari diri sendiri artinya kita tau apa yang sebenarnya kita inginkan. Ngga usah coba menutup-nutupi apa yang sebenarnya kita rasakan karena Allah Maha Mengetahui isi hati manusia. See? Hehehe.



Closing
            Alhamdulillah telah sampailah kita kepada saat yang berbahagia. Kurang ngga kira-kira tulisannya? Hehehe. InsyaAllah nanti kalau ada ilmu lebih aku share lagi ya. Oiya, seperti yang sudah kubilang di awal, pengetahuan agamaku itu masih biasa aja. I’m only human, sometimes I make mistakes. Jangan ragu buat menegur ya hehehe.

            Buat teman-teman yang lagi dalam proses berhijrah, tetap semangat! Godaan itu selalu datang. Itu merupakan salah satu bentuk ujian, seberapa kuat sih niat kita buat bener-bener hijrah? Jangan sampai kalah sama godaan s3t4n. Berdoa sama Allah memohon agar kita tetap diberi keistiqomahan dalam menjalani proses ini karena Allah juga yang maha membolak balikkan hati.

            Buat teman hijrahku, Nisa, Debay, Anggita, Icha, Ida, Dirga, dan lain-lainnya. Tetap semangat geng! Siapa tau nama kalian muncul lagi di postingan blogku hahaha. Jangan bosan-bosan terus menimba ilmu agama. Jangan bosan-bosan buat mengingatkan kalau salah. I love you all <3





Rabu, 15 Februari 2017

Review: Romantic Doctor Teacher Kim (2016)

Annyeonghaseo gais! Sudah lama tidak menulis. Alhamdulillah akhirnya tibalah masa-masa liburan yang sangat berkah (tapi gabut sekali wkwk). Seenggaknya bisa melupakan (ga juga sih) ke-hectic-an di kampus. Dan juga melupakanmu sesaat...... *lalu terputarlah lagu Just A Friend To You nya Meghan Trainor* *berdiam di pojokan* *aku rapopo*

Btw, I turn 20 last month. Selamat 2 dekade, Fany! *abaikan*

Oke, di judul caption yang sudah sangat amat jelas sekali ini tentunya aku akan bahas salah satu drama korea terbaik...menurutku. Tapi terbukti lho drama ini bisa mencapai rating 30%! Gak kalah sama dramanya kakak iparku (Song Joong Ki).

Sinopsis Singkat
Drama keluaran SBS yang bergenre utama kedokteran ini bercerita tentang seorang ahli bedah yang punya ‘triple’: bedah umum, bedah kardiotoraks (jantung-dada), dan bedah saraf sekaligus. Tada! Perkenalkan namanya Boo Young Joo a.k.a Teacher Kim. Singkatnya si Teacher Kim ini difitnah biar keluar dari RS Geosan dan gak bisa praktek lagi, hm tentunya ini ulah si tokoh antagonis yang bikin geretan dari awal hingga akhir. Tapi begitulah, Allah akan menolong orang-orang yang sabar. Akhirnya Teacher Kim bisa mengklarifikasi kejadian yang direkayasa 14 tahun yang lalu dan membersihkan namanya.

Selain Teacher Kim, ada dua tokoh dokter muda yang bikin drama ini lebih greget. Namanya Kang Dong Joo dan Yoon Seo Jung. Kang Dong Joo memiliki motivasi untuk menjadi seorang dokter karena ayahnya meninggal di UGD. Ayahnya meninggal karena pihak RS lebih mengutamakan untuk operasi pasien VIP. Akhirnya, Kang Dong Joo yang masih remaja itu datang ke UGD sambil bawa tongkat baseball dan ngamuk disana. “Kenapa kalian bermain-main dengan nyawa seseorang?” deg. Deg. Deg. Derap langkah seseorang berjas putih membawa selembar kain duk steril (?) mengalihkan perhatian seluruh orang UGD. Dengan sigap, pria berjas putih itu menenangkan Kang Dong Joo dengan menyuntikkan sesuatu di atas gluteusnya. Coba tebak, kira-kira itu jenis injeksinya apa ya? Intravena? Intramuskular? Subkutan? Atau intrakutan? Disini, pria berjas putih itu mengatakan sesuatu yang membuat Kang Dong Joo bangkit...

Jangan membalas dendam dengan kemarahan, tetapi dengan keterampilan. Jika kau tidak berubah, yang lain juga tidak akan berubah”

Alhamdulillah, Kang Dong Joo akhirnya jadi dokter bedah umum dengan nilai ujian tulis nasional terbaik. Yippie! Lalu bagaimana dengan Yoon Seo Jung? Well, Yoon Seo Jung adalah sunbae (senior)nya Kang Dong Joo. Dia adalah seorang dokter spesialis kegawatdaruratan. Kisah mereka dimulai saat Kang Dong Joo bersikap antimainstream, waktu magang (kalau disini koass) dia gak mau disuruh-suruh sama seniornya buat melakukan hal diluar medis kayak ngambilin kopi dll lah. Untungnya...dia pintar hahaha. Sebagai anak magang yang bersikap antimainstream ini, akhirnya Yoon Seo Jung ngerjain Kang Dong Joo. Dia diminta ngurusin pasien yang ngga mengenakkan. Mereka akhirnya cek cok hahaha. Lalu tumbuhlah benih-benih cinta diantara dua dokter muda ini. Sayangnya, Yoon Seo Jung sudah punya tunangan yang tak lain dan tak bukan adalah salah satu dokter bedah di RS itu. Yah terus gimana dong? Apakah kisah cinta mereka tidak jadi seindah drama korea? Yang, “ngarep dia langsung baik dan bikin meleleh? Plis deh?”........ ayo gais berfikir jernih J

Dua dokter ini akhirnya belajar banyak hal dari Teacher Kim di sebuah Rumah Sakit terpencil. Drama ini juga mengungkap bagaimana kesabaran dan ketabahan Teacher Kim selama 14 tahun itu. It's not easy. Disinilah banyaaaaak sekali pelajaran hidup yang bisa dipetik dari ahli bedah kece ini. Including how to deal with people who are always trying to bring you down.

            ((Ini ngesinopsis macam apa sih? Wkwkwk))
            Kita cukupkan saja basa basinya sampai disini.

Kenapa harus nonton drama ini?
1.    Rating tinggi = ceritanya pasti bagus. Dan ini benar adanya, chingu.
2.    Romance yes, but only about 20%. 80% medis dan pelajaran kehidupan yang sangat bermakna dari Teacher Kim.
3.    Romancenya nggak yang melow ala ala gitu, lebih ke lucu. Masa pas Yoon Seo Jung akhirnya jadian sama Kang Dong Joo, mereka kan maunya backstreet, eh pas ketauan...Yoon Seo Jung malah ngajak Kang Dong Joo tengkar di UGD untuk meminimalisir gosip tentang mereka yang semakin santer terdengar. Segitunya kah....
4. Karena belajar ngga selamanya dari buku....bisa jadi dari drama korea :))


Kenapa aku jadi bingung gini, apa karena aku belum mandi?
Gais, maafkan jika kalimatku kurang pas. Pokoknya drama ini sangat bagus dan daebak! Intinya satu: KALIAN HARUS NONTON.


Kamsahamnida.

Rabu, 28 Desember 2016

JERAAAAAAAMMMM!

Assalamu’alaikum  silent readers! I know you read this (?) dimanapun kalian berada, apapun yang kalian lakukan, semoga tetap di jalan yang benar (?).

Yap, di penghujung sore menjelang maghrib ini saya akan menceritakan sebuah kisah. Kisah kasih di sungai elo yang penuh kenangan. Wew, dimanakah sungai elo? Di magelang. Ada kisah apa di sungai elo? Cekidot.

Alhamdulillah sejak diterima jadi anggota TBMM (Tim Bantuan Medis Mahasiswa), kami kami nih yang masih tingkat awal dapat kesempatan buat belajar menyelamatkan orang di air. Acara ini diberi nama Water Rescue. Beberapa hari sebelum pelaksanaan water rescue udah saling ribut tanya satu sama lain, “eh kamu bisa berenang nggak?” seperti ada rasa minder-cemas-galau saat mendengar jawaban “bisa” dari orang yang ditanyai. Dan tiba saatnya aku ditanyain...Maap nih ya, kalau aku mah jelas bisa. Bisa ngambang :’). Pake pelampung soalnya wkwkwk. Kemudian Angga menyela, “bisa berenang tidak akan membantu”. Well, sebagai panitia water rescue dia tentunya udah menjajal menaklukkan ganasnya sungai elo. Dan, fyi, dia ga bisa berenang.
Jumat, 23 Desember 2016 sebelum terjun ke air kita semua diberi materi oleh TIM SAR langsung. Eniwei nih, dulu pas aku mau daftar TBMM nggak ngebayangin kalau TBMM adalah gabungan skill medis dan skill pertahanan di alam. Jadi, jangan heran kalau di berbagai pelatihan banyak diisi oleh TIM SAR. Water Rescue berlangsung selama 2 hari, 24-25 Desember 2016. Kebetulan aku kebagian hari Sabtu.

Be Ready
            Berhubung beberapa panitia yang sudah mencoba terjun langsung ke sungai elo kemarin banyak yang mengalami gejala seperti di tutorial blok 2.2 skenario 2 (demam dan diare), makanya kita semua dihimbau untuk minum imboost buat meningkatkan sistem imun kita.

Masih Sempat Nonton Drama Korea
            Yeah, weekend biasanya aku menghibur diri dengan melihat wajah menawan para oppa-oppa. Namun karena sudah malam dan besok harus water rescue, akhirnya aku memutuskan untuk tidur. Paginya aku sudah tiba di FK tepat pukul 6 bersama debi. Nihil. Nobody. Baru mulai ramai menjelang jam 7 dan baru berangkat jam 7.20. Selama masa penantian yang cukup menggelisahkan itu, aku memilih untuk memanfaatkan waktuku menonton The Legend of The Blue Sea. Masih kuat nonton drama korea sebelum bergelut dengan air. Lumayan lah dapet 1 episode wkakaka!

Salah Bagi Kelompok
            Setibanya di TKP, kami mempersiapkan peralatan seperti dayung, perahu karet, pelampung, dan topi. Well, kita harus mengangkat perahunya cukup jauh dari tempat pengambilan perahu. Aku satu kelompok dengan Mas Zul, yang tak lain dan tak bukan adalah waljamku sendiri. Selain Mas Zul, ada Aan, Dewi, Mas Olan, dan Mbak Amnaz. Saat melihat list namanya, “hm mungkin sengaja dipilih yang ukuran badannya mirip-mirip biar kalau mau latihan nyelamatin gampang” ternyata aku terlalu positive thinking, guys! Wkwkwk.
            Mas Zul dan Aan keberatan mengangkat perahu karet yang kami letakkan diatas kepala. Lah pie? Pada imut-imut semua anak ceweknya. Mereka tinggi. Dan kita ngga sampai wkwkwk. “Waduh salah bagi kelompok aku nih” kata Mas Zul. Sementara Aan masih mengeluh karena berasa ngangkat perahu karetnya sendirian.
Hematom
            Apa itu hematom? Simpelnya hematom adalah perdarahan di dalam. Itu loh yang biasanya ungu-ungu. Untuk lebih jelasnya silahkan membuka kamus dorland. Sebagai pidato pembukaan materi oleh TIM SAR sehari sebelum water rescue, Mas Lukman selaku ketua TBMM sempat menyinggung tentang ‘bokong hematom’. Sejujurnya, aku tidak tahu maksud arti sesungguhnya dari 2 kata tersebut. KOK BISA BOKONGNYA HEMATOM?
            “Yak, kita akan latihan renang pasif dan renang agresif ya!” kata mas-mas pemandu kami. Kami terbagi atas 6 kelompok masing-masing terdiri dari 6-7 orang. Dari awal aku sudah memasrahkan diri, mengikhlaskan hati, apapun yang terjadi padaku aku pasti bisa melewati semua ini *backsound we are the champion*. Tibalah giliranku untuk menghanyutkan diri dan belajar berenang di sungai.
            Berenang di sungai yang benar adalah saat posisi kita ada di arus utama (mainstream). Aku memposisikan diriku terlentang sambil menggenggam erat dayungku, yang katanya “itu nyawa kalian, jangan dibiarkan lepas!”. Dan kali pertama ku mencoba, aku tidak masuk di mainstream. Sambil terhantup-hantup oleh batu dan berusaha menahan rasa sakit :’) (jadi baper...) aku tetap bertahan. Aku baru mengerti maksud bokong hematom.....
            Cobaan pertama selesai. Cobaan kedua adalah saat sudah mulai mulus posisi renang terlentang tadi, mas-mas pemandu memberikan komando, “renang agresif!” ya, reflek, aku membalikkan badan menjadi telungkup dan berenang sebisaku. Eh ternyata, sungainya makin dalam. Sedalam cintaku pada Bo Gum. Sebenernya sih kalau dilihat langsung, aku ngga merasa kalau aku berenang. Aku lemah sekaleeeee. Lemah sekali di air. Udah di kolam biasa aja ga betah, ini disuruh berenang ngelawan arus sungai. Apalah daya diriku yang hanya bisa melihatnya dari kejauhan ini (?), aku ‘hanyut’ lagi sampai ke pos berikutnya.

Ini bukan Putri Duyung di Dramanya Lee Min Ho gais
                      
Flip Flop, Belajar Naik Perahu
            Yaps! Setelah selesai ISHOMA kami semua melanjutkan kegiatan. Kali ini kami menggunakan perahu karet yang sudah diangkat dengan susah payah tadi (walaupun yang ngangkat cuma Mas Zul sama Aan). Kami harus menghanyutkan diri dulu untuk sampai ke perahu. OMG, ternyata naik ke perahu ngga segampang biasanya. Akhirnya Mas Zul menarik pelampungku karena ga bisa bisa naik sendiri wkwkwk. Sebenernya ini siapa yang belajar water rescue?!?!!?
            Selebihnya kita semua seperti rafting biasa, hanya terkadang setelah beberapa jeram kami belajar untuk mendayung melawan arus. Para wisatawan awam sibuk berkomentar, “wih ngelawan arus”....krik. Terkadang kita berhenti hanya untuk latihan naik ke perahu lagi dari air. I still cannot do this. Tiba-tiba aku jadi teringat iklan, “Ketik REG spasi lalala...” lalu si mbah peramal akan bilang, “Kamu ini nggak cocok di air”, dengan senang hati aku akan berkata, “tidak salah lagi, mbah!” wkwkwk.
            Kondisi perahu yang selalu muter-muter kena arus membuatku mulai pusing. Apalagi aku sempat hanyut lagi. Yah wkwkwk, ini apa boleh buat bisanya jadi korban terus yang harus ditolongin. Sementara kondisi pelampungku yang kurang kenceng memperparah pusingku, setiap aku melompat ke air pelampungnya akan sedikit naik ke atas dan mendesak leherku, kemudian terjadi peningkatan tekanan intrakranial dan terjadilah pusing (patogenesis ngawur tenan wkwk).

                                

“Fany, jangan panik!”
          ALHAMDULILLAH! Tibalah kami di rest area. Aku sudah ngga kuat. Kepalaku terlalu berputar-putar. “Flip flop sekali lagi ya” kata mas pemandu di perahu kami. Mas Gendut, sapaan akrabnya meloncat ke air duluan sementara Aan memegang tali untuk membalikkan perahu. Aku sudah kehilangan fokusku. Tiba-tiba saja perahu sudah terbalik dan aku ada di bawahnya. Jadilah aku kayak ikan lele yang mau dibeli orang di pasar, menggelepar alay dan panik ga bisa nafas. Aku hanya bisa mendengar suara Dewi, “Fany masih di bawah perahu!” dan suara Mas Zul, “Fany, tenang dulu jangan panik ya. Nyelem dulu, nyelem dulu”. Tanpa pikir panjang aku langsung menyelam dan akhirnya bisa keluar.... Ya Allah cobaan macam apa ini, udah pusing, pake acara ketinggalan di bawah perahu yang kebalik L

Mesin Cuci dan Hematom KDRT
            Mbak Riza memberiku Paracetamol untuk meredakan pusingku. Alhamdulillah sembuh. Di rest area setelah kita makan snack, kita akan melakukan simulasi. Ada yang jadi korban, ada yang jadi perenang, dan pemegang thrower. Yang paling menantang adalah saat kita harus menjadi korban. WHY?!?!? Bukannya enak tinggal hanyut aja? Iyasih tapi....Kita harus loncat dulu dari tebing yang cukup tinggi ke dalam arus jeram kemudian hanyut. Arus jeram itu mirip mesin cuci. Ya Allah cobaan apalagi ini wkwkwk.
            Sebenarnya sebelum berangkat tadi kami semua sudah membicarakan, “eh nanti katanya disuruh lompat dari tebing lho” “Ya lompat aja” kataku enteng. “Beneran ya, Fan?” “Iya” kataku mantab (wetzeh gatau apa deg-degannya melebihi saat berpapasan dengannya) wkwkwk. Akhirnya aku melompat. Sepertinya, aku tipe orang yang anti mainstream wkwkwk. Lagi-lagi ga masuk mainstream dan akhirnya kehantup batu yang ukurannya lebih besar daripada yang pertama tadi tepat di pinggang kiriku. Saat aku kembali naik ke daratan, aku langsung ‘dimarahin’ sama Ivan. “Kamu itu tadi serem banget lho jatuhnya”....hening. Dengan muka tanpa dosa aku cuma bisa bilang, “Iya po?” sambil senyum-senyum. Nisa dan Mbak Anggun juga ga jauh beda. Apa seserem itu aku tadi? Ternyata pinggangku juga hematom gede buanget dan kata Rara kayak korban KDRT......

Ending
            Kami melanjutkan perjalanan lagi sampai ke pemberhentian terakhir. “Siapa mau benerang? Ini lagi enak arusnya” kata Mas Gendut. Semua tanpa ragu langsung menceburkan diri dan terlentang mengikuti aliran arus yang tenang. Aku juga mupeng lama-lama. Hm, ternyata enak juga. Hanyut dibawa arus sambil lihat langit sore dan pohon-pohon tinggi. Anak rumahan akhirnya merambah alam wkwkwk.

Encok
            Ternyata hematom bukan satu-satunya efek samping dari water rescue. Keesokan paginya saat aku bangun, punggungku terasa kaku seluruhnya. Dan kalau jalan jadi kayak nenek-nenek karena dipakai tegak sakit. Well well well.


Sudah, sampai sini dulu ya ceritanya gais! Ending 2016 yang wow wow wow! Hehehehe. Makasi Mas Zul, Mas Olan, Mbak Amnaz, Aan, Dewi, semua panitia, dan pemandu!!! This is my first and....unforgetable lah

                                

Sabtu, 19 November 2016

Prinsip Hidup



Tidak terasa usiaku hampir mencapai kepala 2. Embel-embel ‘teen’ di usiaku akan segera menghilang digantikan dengan ‘ty’ dibelakangnya. “Mama, ani sudah mau 20” kataku di telepon. “Iya, anak mama sudah mau jadi wanita dewasa” “Ngga mau, masih mau jadi remaja” mama hanya tersenyum mendengar kalimat kekanak-kanakan itu. Hidup adalah sekolah. Sekolah mengajarkan banyak ilmu. Belakangan ini aku lebih sering memikirkan sebuah pertanyaan, “aku ingin jadi seperti apa?”

Pertanyaan itu terus membuatku mencari jawaban yang paling benar. Bahkan hingga saat ini aku masih belum menemukan sebuah jawaban yang membuatku benar-benar puas. Aku ingin mencoba semuanya dan memutuskan dimana hatiku berlabuh. Sesuatu hal yang sangat kusenangi dan akan kugenggam selamanya sebagai tujuan hidupku. Sesuatu yang akan menjadi pondasi prinsip hidupku. Bukankah begitu yang biasa disebutkan orang-orang? “Masa muda adalah masa pencarian jati diri”

Akhir-akhir ini aku banyak memperhatikan kepribadian seseorang. Tentu, manusia tidak diciptakan sempurna. Selalu ada sisi positif dan negatif. Beberapa karakter sempat membuatku tertarik dan berpikir, “ah aku ingin seperti dia”. Kemudian aku berusaha mengimplementasikan karakter itu di dalam diriku. Sesaat aku merasa “ini bukan aku” dan aku kembali menjadi diriku yang biasanya. Aku hanya ingin out of the box  dan keluar dari zona nyamanku. Aku ingin berubah dari seseorang yang sangat berkutat dengan akademis menjadi seseorang yang lebih suka berorganisasi. Aku ingin menjadi seseorang yang disenangi semuanya, tidak bertingkah aneh-aneh, dan bermanfaat bagi sesama. Sekilas terdengar munafik bukan? Namun, sejujurnya itulah yang sangat kuinginkan.

Hidup di dunia yang damai. Damai menjalani hubungan baik dengan keluarga, teman, dan orang lain. Tapi apalah arti semua kedamaian dalam hidup tanpa beberapa ‘gangguan’ yang kadang kita salah mempresepsikan? Kita sering menyebutnya ‘masalah’ atau ‘cobaan Tuhan’. Ingatkah kita semua saat akan naik kelas yang lebih tinggi? Ya, kita perlu ujian apakah kita berhak berjalan di level yang lebih tinggi dari sebelumnya atau tidak. Maka bersama kesulitan itu ada kemudahan (QS. Al Insyirah : 5). Dan ingatlah satu hal, Allah tidak akan membani seorang hamba dengan masalah yang tidak mampu ia selesaikan.

Aku sempat berpikir bahwa hidup itu lucu. Kok bisa? Ya, terkadang seseorang bisa saja salah paham dengan tindakan kita. Tak jarang terjadi, niat baik yang kita lakukan menjadi boomerang bagi diri kita sendiri. Dari sini aku bisa mengambil sebuah pelajaran untuk jangan sembarangan bertindak. Sebaik apapun niatmu, sebaik apapun itu terlihat, akan ada segelintir orang yang tidak suka. Jadi, apakah itu harus menjadi penghalang? Tidak. Pada akhirnya semua yang kita lakukan bergantung pada niat. Masalah seseorang akan menanggapinya seperti apa, itu juga urusan mereka masing-masing. Raditya Dika pernah berkata, “Ketika karya itu diluncurkan ke publik, itu menjadi milik publik”. Hal ini tentu tidak jauh berbeda dengan dari sisi mana kita akan menunjukkan diri kita? Kepribadian yang kita tunjukkan merupakan sebuah karya yang kita persembahkan kepada publik. Sementara komentar orang-orang merupakan bentuk apresiasi.

Aku harus jadi seperti apa? “Jadi diri Fany sendiri” jawab mama di telpon. Tapi aku ingin menjadi seperti si X yang sangat supel dan bisa bergaul dengan siapa saja, aku ingin menjadi seperti si A yang bisa berorganisasi dengan baik, aku ingin menjadi si Z yang memiliki nilai akademis sempurna, aku ingin menjadi si Y dengan pemahaman agama yang mengagumkan. Semuanya bercampur aduk. Aku ingin memiliki semua karakter yang bisa kuanggap sebagai susunan dari pribadi yang sempurna. Ya, aku ingin menjadi seperti itu. Aku ingin bisa bergaul dengan siapa saja, memiliki nilai akademis yang sempurna, terlebih lagi pemahaman agama yang mantap.

Tapi, sadarkah kita? Hal terindah yang dapat dilakukan sebagai bentuk rasa syukur adalah menjadi sebaik-baiknya versi dari diri kita karena dengan itu kita akan bisa menjalani hidup dengan bahagia. Pertama, kita harus menerima diri kita dari sisi kekurangan maupun kelebihan. Jika kita saja tidak bisa menerima diri kita, bagaimana orang lain bisa? Rasa percaya diri merupakan suatu kunci kesuksesan hidup. Tidak percaya? Coba lihatlah sederet tokoh yang berhasil meraih mimpi mereka, Agnez Mo? Aku sempat mendengar beberapa orang mencemooh mimpinya untuk bisa go international, tapi apa? Dia mempunyai kepercayaan diri dan tekat yang kuat. Semua itu mungkin terjadi bila kita bersungguh-sungguh. “Lebih baik aku menyesal karena melakukan sesuatu daripada ngga melakukan” aku masih ingat Fao menasehatiku. Go out and find out.

Kedua, kembangkan apa yang sudah ada pada diri kita. Jangan sesekali menggangap bahwa diri kita terlalu jauh lebih buruk dibandingkan orang lain. Setiap orang punya porsi dan peran masing-masing di dalam kehidupan. Yang harus kita lakukan adalah bagaimana kita menjalankan peran itu dengan sebaik-baiknya.

Ketiga, jangan berhenti untuk belajar dan jangan sombong. Ketika hati kita merasa sombong, kita ibarat gelas yang penuh. Takkan ada lagi sesuatu yang baru yang bisa jadi lebih baik untuk kita tampung. Banyak-banyaklah merasa ‘kurang’ dalam ilmu pengetahuan, belajarlah dari siapapun, karena setiap orang pasti punya cerita inspiratif untuk dijadikan salah satu pandangan dalam hidup.

Keempat, berpikirlah bahwa setiap masalah pasti ada hikmah dan jalan keluarnya. Hadirnya masalah merupakan tes bagi kita untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi. Kita mungkin merasa kesal dan menangis untuk sesaat. Tapi cukup sampai disitu. Jangan bawa dirimu terlalu dalam berlarut pada prasangka dan kesedihan. Ingat...kesedihan hanya menyayat sedalam yang kita izinkan *wetzeh*. Saat kita bersedih, kita kehilangan 60 detik berharga untuk bahagia. Ketika kita punya masalah, ceritakan ke orang terdekat (atau ke Allah malah lebih boleh), menangislah jika itu membuatmu lega, tidur, cari cara menuangkan segala emosimu. TAPI, pada akhirnya, keep your head up. Katakan “cukup!” untuk perenungan itu. “Life must go on!”

Kelima, do what is right not what is easy. Kebanyakan orang akan mencari jalan aman untuk menghindari masalah. Tapi terkadang, kita justru kelewatan. Baik kepada orang lain itu boleh, tapi kita harus tegas. Di dalam menjalani kehidupan, selalu ada godaan-godaan yang menggoyahkan prinsip hidup kita. Terkadang kita terpaksa melakukan sesuatu yang membuat kita tidak nyaman hanya karena takut menghadapi risiko. But why not? Take the risks are good sometime. ;)

Aku rasa kelima hal itu yang akan menjadi prinsipku dalam menjalani hidup. Semakin aku berpikir bahwa aku sudah mulai beranjak dewasa, semakin aku berpikir ingin berlari ke masa lalu dan berada disana selama yang aku inginkah. Mengapa? Menjadi orang dewasa itu melelahkan. Aku tidak akan bisa lagi menunjukkan dengan bebas apa yang kurasakan dihadapan orang lain seperti saat aku kecil dulu. “I’m gonna smile and tell the whole world I’m fine

Kadang kalau dipikir, hidup ini tidak layak untuk dijalani *alay wkwk* TAPI, kita sendiri yang bisa menjadikannya layak untuk dijalani.

A strong person is not the one who doesn’t cry. A strong person is one who is quite and sheds tears for a moment and then picks up the sword and fights again.

A lot of problems in the world would dissapear if we talked to each other instead of talked about each other.

Pernah suatu kali, saat aku memaksa mempertahankan semuanya, seseorang menepuk pundakku; “Semua yang milikmu akan kembali padamu, tidak perlu terlalu memaksakan semuanya”

To be beautiful means to be yourself. You don’t need to be accepted by others. You need to accept yourself.

Things end. People change. And you know what? Life goes on.

We must never allow other people’s limited perceptions to define us.

Jangan sombong. Saat kita bersikap terlalu yakin dan menyombongi orang yang diam, bisa jadi dia diam karena sedang menyiapkan menu agar kita memakan kesombongan kita sendiri.

Look after your friends. Make sure they’re okay. Sometimes they are going through things that are really heavy but they might not say it.

Aku juga masih perlu belajar. Kiranya jangan sungkan menasehatiku untuk jadi lebih baik. Mari kita sama-sama belajar.


Kamis, 18 Agustus 2016

Mereka Lagi

Assalamu’alaikum. Di hari liburku yang sangat banget terlalu suwung sekali berkali-kali ini aku tetap stay di Jogja. Why? Karena ada kamu, iya kamu! Okay, sebenernya aku ngga punya bahan untuk diceritakan. Sedang tidak ada inspirasi menulis yang cukup signifikan *halah*. Mungkin aku akan bercerita saja tentang sayang-sayangku lagi..ya, lagi. Fyi, ini untuk melengkapi yang ada di video perpisahan tutorial yang kemarin kita buat ya. Yang bosan ga usah di baca wkwk, ga terlalu penting juga :’)

Gimana kesan pertama ketemu Tutorial 16?
Awkward. Ya, itu benar. Aku ngga kenal sama sekali sama satu pun dari mereka. Waktu itu aku liat daftar kelompok tutorial di mading lantai 2 FK. Kebetulan aku bareng sama Aul. Akhirnya dengan awkward juga kita naik tangga bersama menuju lantai 4. Ternyata ruangannya masih cukup sepi. Hanya ada seorang laki-laki yang berpeci sibuk memperhatikan CCTV, what’s wrong? Aku menempelkan musculus gluteus maximus-ku di salah satu kursi, sementara Aul duduk di tepat di sebelahku. “Hai, namamu siapa?” tanyaku sok kenal dan sok asik banget. “Iman” dia menjawabnya. “Kamu?” “Fany” jawabku singkat. Fyi, kalo Kemal, Hafidz, dan Yevy baca ini sepertinya aku bakal dibully sampai tetes keringat yang terakhir.
Tak lama kemudian masuk 3 anggota baru lainnya. Ini juga kali pertama bagiku melihat mereka. “Hai, namamu siapa?” tanyaku sok asik lagi. “Syifa. Kamu mungkin nggak inget aku, tapi aku inget kamu” katanya. “Lah, anak ini so sweet banget bisa inget aku. Padahal aku aja ngga pernah ketemu dia sebelumnya” batinku. Aku mengernyitkan dahi. “Oh! Aku inget. Pas ONDI kita sekelas ya?” ternyata ingatanku masih cukup bagus. Ternyata waktu menunjukkan pukul 10. Tak lama kemudian ruangan sudah cukup terisi 10 orang anggota sah dari Tutorial 16. “EW, ada ketua angkatan” batinku. Ternyata semuanya juga membatin hal yang sama.
Kesan pertama liat Hafidz? “Kayaknya anaknya nggak asik”
Kesan pertama liat Syihab? “Sepertinya pendiam”
Kesan pertama liat Zahra? “Bisa diajak temenan deket nggak ya?” (?)
Kesan pertama liat Aul? “Kok kaku banget”
Kesan pertama liat Syifa? “Jalani aja dulu lah, siapa tau bisa akrab”
Kesan pertama liat Iman? “Kayaknya dia yang bakal banyak ngomong dan jadi ketua tutorial”
Kesan pertama liat Tina dan Yevy? “Kenapa mereka barengan terus sih, ngga mau membaur sama yang lain”
Kesan pertama liat Kemal? “EW. ADA KETUA ANGKATAN. Kayaknya dia pendiam, serius amat”

Apa pengalaman yang paling ngga bisa dilupain?
            Semua momen bersama kalian itu berharga. Setiap bully yang selalu ku terima dari kalian juga memorable sekali. Tapi, aku inget satu momen waktu kita masih blok 1.1 skenario 3 tentang sel. Waktu itu Iman bertanya tentang apa hubungan dari kulit yang mengkerut dengan peristiwa osmosis? Zahra yang saat itu menjadi ketua diskusi skenario 3 menanggapi, “Iman....kenapa kamu nanya kayak gitu?” dengan raut wajah sedikit sedih dan sebal. Dokter Evy memandang Zahra dengan tatapan penuh tanya. Kita semua pun begitu. Semua mata tertuju pada Zahra. Cie, Zahra jadi Miss World sekarang. Menyadari ada salah paham diantara kami, Zahra akhirnya angkat bicara, “Eh maksudku itu, apa dasar kamu nanya kayak gitu?”.........
            AHA! Sama momen saat Syifa dan Zahra ditilang gara-gara salah masuk ke jalur roda 4 waktu kita mau jalan-jalan cantik ke Ratu Boko. Ya, itu ceritanya Syifa khilaf. “Syif, salah jalur” kataku. “Oh salah ya...” entah apa yang merasuki encephalon kami sehingga kami tidak berinisiatif memutar balik. “Zah, ngapain kamu ngikutin kita?” Syifa melirik Zahra dari spion motornya. Sementara Kemal dan Hafidz yang sedang boncengan berada di jalur sebelah kami. “Kalian ngapain disitu?” kami berempat mulai panik. Apesnya kami akhirnya tiba di lampu merah. Ada bapak polisi disana. You can guess what happened next. Kemal sudah ribut mengingatkan “Pilih sidang aja! Jangan bayar ditempat!” Yevy menunjukkan chat tersebut ke Zahra dan Syifa.
            Momennya terlalu banyak, gaes.

Paling suka waktu Tutorial 16 ngapain?
            Main! Ngumpul-ngumpul sekedar ngerjain sesuatu bareng. Nggosip. Cerita horor.

Pernah ngga ngerasa sebel sama Tutorial 16?
          Pernah. Kalau lagi diajakin ngumpul susah banget sampe lelah hati ini dan kering air mata ini.

Ceritakan secara singkat masing-masing dari Tutorial 16!
Hafidz! Ternyata dia asek banget coy, gawl gawl koplak getoh. Suka bercanda. Suka mencari ukhti sholihah. Sohib Kemal ngepes. Anaknya baik banget. Bersedia membantu teman yang sedang dalam kesusahan. Islami. Awal-awal jarang banget muncul di grup tutorial, mungkin ngerasa belum terlalu deket dan nyambung sama kita-kita. Tapi dia suka jahatin aku, dia dan Kemal suka membullyku. Eh! Kita bertiga sempet bikin poster publik baper waktu itu, “JAGA HATIMU DENGAN CINTAKU” (efek samping kita semua jomblo yang sedang dalam penantian)
Syihab! My dedek emesh emesh emesh sekali. Ternyata benar dia pendiam. Syihab ganteng banget kalo pas nyetir hahaha. Dia rela berkorban demi tutorial 16. Dia selalu manut apapun yang terjadi. Walaupun kita, khususnya yang cewek-cewek suka norak kalau ada dia, tetapi dia hanya melempar senyum dan stay cool. OPPA GANGNAM STYLE! (?)
Zahra! Adalah uminya tutorial 16. Dia yang paling bisa menengahi kalau kami sedang tidak karuan. Dia yang selalu ngingetin aku, “Fany, makanannya kenapa nggak dihabisin?” “Kenyang, Za. Kan kita harus berhenti makan sebelum kenyang hehe” “Tapi lebih diutamakan dihabiskan...” kata Zahra. Zahra juga suka ngingetin aku saat aku, “Kamu nggak ikut tarawih disini aja, Fan?” (habis acara Humerus Day). “Mager. Nanti aja ah aku sholat di kost.” “Sholat disini aja, jamaah lho, pahalanya gede.” ß FIX INI KAYAK MAMAKU BANGET.
Aul! Ichantikku! Yang kalem banget, tapi dia koplak parah sebenernya. Yang selalu kusuruh ngajakin aku buat ikutan KORMA sama KISMIS. Fyi, dia selalu bales line lama. Tapi dia setia menemaniku mengganti ban motor yang bocor hahaha. Dia juga yang dulu menyaksikan aku sliding pake motor Syifa secara live! Ekslusif! Aku, Aul, Ifa, sama Nisa punya geng. Namanya geng hape cupu. HAHAHA. Hape yang lain bisa buat selfie, hape kita enggak. “Masih jaman ya foto pake kamera belakang?” krik...
Syifaul! Awal-awal dulu dia suka pergi meninggalkan kami. Entahlah aku tak tau sebabnya, ketika kami sedang jalan bersama berenam menuju GKU dan asik berceloteh, “Lho, Syifa mana?” “Tadi bukannya sama kita ya?” lalu semuanya menjadi misteri. Dia yang suka ngevideoin kita. Kata-katanya landep kata Kemal. She is kind of independent strong woman. Cuek bebek. Cuek angsa. Cuek menthog sekalian. Aku tau kok sebenarnya kamu sayang sama.....kita. Hahaha. Oiya! Paling selow banget, hapenya pernah kelindes mobil dan masih selamat walaupun layarnya petjah. Dia ngeboncengin aku PP waktu kita trip ke Ratu Boko. Maafkan aku membuatmu lelah L
Iman! Yak, sesuai namanya dia sangat ber-Iman inshaAllah. Maka tak heran apabila dia diusung menjadi ketua tutorial walaupun sering slow respond hahaha. Tampaknya Iman merasakan kalau ada dualisme kepemimpinan di tutorial kami, hahaha. Kalau Syihab adalah dedek emesh, Iman adalah kakak tua. Dia yang paling ngerti IT diantara semuanya. Iman selalu gelisah kalo udah denger adzan dan gatel pengen cepet-cepet ke masjid untuk shoat. MasyaAllah. Entah kenapa gengs-gengs ini suka nge-cie-in Iman sama aku. Ah! Aku inget, ini gara-gara Iman pernah bilang kalo aku mirip ibuknya. Jangan bikin gosip yang engga-engga, gaes.
Tina! *huuuh istirahat bentar ya, lelah juga ngetik* *udah mau halaman ke-6, amazing* *mulai lapar lagi* Okay, cewek satu ini adalah yang paaaaaling ngerti fashion dibandingkan kita. Kalau foto selalu bagus, ga pernah jelek!  Sampai Aul selalu minta diajarin gaya yang bagus buat foto ke Tina. Dia ditinggal nikah sama mantannya hiks, wkwkwk. Mantan sudah ke pelaminan kamu masih sendirin? *plak* Oiya, dia ketularan cacar habis Kemal cacar. Entah mengapa waktu blok 1.5 jadi nggak fullteam kalau tutorial. Minggu pertama Kemal cacar, minggu kedua Tina cacar, minggu ketiga aku ke Jekardah. Tina suka bilang “Whuaaaat?” “Sumpeeeeeh” dengan ekspresi khasnya.
Yevy! The one who taught me to put the red lipstick on! Hahaha! Jalan-jalan bakal sepi kalau ngga ada Yevy, kok bisa? Karena hape dia yang selalu jadi kamera digital tutorial kita. Waktu itu lagi rekaman video buat kenangan terakhir kita. “Yev, memorinya penuh, coba dihapus dulu videonya” lalu kita melihat ke dalam list video yang ada di hape Yevy. “Hapus ya ini?” “Jangaaan! Yang tutorial 16 jangaaan!” kami menanti Yevy menscroll dengan sabarnya. “Mana sud yang dihapus? Ini video kalian semua” *hening panjang* Btw, iya jalan-jalan sepi kalau ngga ada Yevy. Dia yang paling berisik. Jiwa petualangnya tinggi. Amor sejati. Anak saman yang kalo jam terbangnya lagi tinggi membuat Hafidz “Yep, aku mau dikemanakan?” WKWKWK. Paling tau tempat main dan makan yang sip.
Kemal! *Alhamdulillah sampailah kita kepada penghujung acara ini* Ketua angkatan kesayangan Azathra. Sabar banget. Baik banget. Tenang, nggak grusa grusu kayak aku. Kalo aku udah panik dia suka bilang, “Sante toh, Fan. Santee.” Suka menolong dan tidak sombong. Pekewuhan. Nyebelin. Suka PHP. Susah move on. Kadang susah ditebak. Kalau kemal udah muali keliatan serius, aku agak takut, dia menyeramkan, lebih baik aku diam... “Kemal itu tidak suka mengungkapkan isi hatinya, makanya dia jomblo” kata Hafidz. Paling tinggi. Suka ngebully aku pendek. Pakarnya kalo nanya film dia tau banyak. Dia suka nonton Jewel In The Palace juga ternyata. Tipikal anak yang berbakti pada kedua orang tua, agama, dan bangsa. Kakak yang perhatian buat Khanza.
           

Apa pesan untuk Tutorial 16?
-      Jangan pernah lelah belajar, geng. Ingat kita ini pelajar seumur hidup. Belajarlah sampe ke akar-akarnya, puaskan hasrat ingin tahumu, jangan dipendam kayak perasaan. Nanti jadinya baper.
-      Carilah jodoh dari mulai yang terdekat dulu *apaan sih ini*. Jodoh itu cerminan diri kita, jangan lupa buat terus memperbaiki diri seraya membuka hati dan pintu rumah siapa tau ada yang mau khitbah.
-      Kita bakal tumbuh dan berkembang dengan encephalon kita masing-masing. Kita mungkin bakal punya pemahaman dan sudut pandang yang berbeda untuk beberapa hal, tapi janganlah itu jadi penghalang untuk tetap menjalin dan menjaga silaturahmi.
-      Jangan lupa bersyukur, jangan lupa sholat, jangan lupa menabung, jangan lupa belajar! Jangan lupa...in aku ya L

Alhamdulillah, selesai.

“There are some people in your life that make you laugh a little louder, smile a little bigger, and live just a little better”
Kalian lebih dari itu, gais.

            


Rabu, 25 Mei 2016

Does it Need to be Changed?

I got sad easily recent days.
Why?
Things that bother my mind is about the change that should be done.
Something in life cannot last forever.
It has to be ended someday, even our life has a limit.
We cannot enjoy things we love forever.
Am I talking about the end? Or am I just trying to deny the change?
Do I have to blame the hormone, lymbic system, or just me?
I don’t understand why I hate the idea about the change in life.
We must have some things or memories that we wanted to hold.
I have learned that things do need to be changed.
We grow up, we change.
We get older, we have to live like an adult.
There are things that we don’t want to change in our life.
But everything is changing.
Every second, every breathe that we take.
There should be something that’s changing.
Everything will not be the same anymore.
Hold on, remember the memories which have passed.
Appreciate the time that’s still left.
Because life rolls on.....
Because people do change.....
Because you need to face what’s coming up!

Change is hard at first, messy in the middle, and gorgeous at the end.
[Robin Sharma]