Rabu, 24 Desember 2014

There's Just A Little Difference Between Being A Fangirl and Falling in Love

Apa yang pertama kali kita pikirkan saat mendengar kata “Fangirl”?
Fangirl itu terdiri dari dua kata, fan (penggemar) dan girl (perempuan/cewek/gadis). Jadi fangirl adalah fans perempuan. Nah ada lagi istilah fangirling, kalau ditambah “ing” berarti aktivitas yang dilakukan sama fangirl itu. Contoh: ada seorang fangirl yang mengetahui penyanyi kesukaannya akan menggelar konser di negaranya. Si fangirl buru-buru beli tiket karena takut kehabisan. Tibalah hari dimana konser diadakan. Dengan segenap jiwa dan naluri seorang fangirl dia akan berusaha tampil se-khas mungkin untuk menunjukkan bahwa dia adalah fans (tingkat menengah ke parah) si penyanyi itu. Berbagai atribut pun disiapkan, dari mulai baju yang akan dia pakai. Biasanya baju bergambar atau bertuliskan hal yang berkaitan dengan penyanyi itu. Selain itu ada juga yang menyiapkan banner berharap akan dibaca. Masih banyak atribut-atribut lain seperti lightstick, bando, dan masih banyak lagi yang unik-unik. Fangirling itu beda tipis dengan jatuh cinta. Menjadi seorang fangirl bisa dibilang jatuh cinta secara terang-terangan tanpa harus khawatir soal tanggapan orang lain dan tanggapan orang yang kita suka.

Jadi fangirl adalah hal yang menyenangkan. Setidaknya begitu yang kurasakan selama kurang lebih 6 tahun menjalani hidup sebagai fangirl. Aku jadi termotivasi untuk menjalani sesuatu. Mungkin juga ini disebabkan karena aktivitas otak yang lagi “jatuh cinta” dan membuat kita lebih bersemangat. Nggak jauh beda saat kita jatuh cinta sama seseorang di kehidupan nyata. Semua yang dilakukan rasanya lebih berarti dan kita makin bersemangat melakukan hal-hal yang biasanya biasa-biasa aja. Iya kan? Contoh motivasi ini saat aku pengen banget ketemu Westlife dan malu banget seandainya nggak bisa bahasa Inggris di depan mereka. Nah sekarang tinggal gimana caranya bisa fasih bahasa Inggris dalam kurun waktu beberapa bulan. Hahaha padahal belum tentu dapet meet and greet udah siap-siap aja. Akhirnya persiapannya udah cukup, bahasa Inggrisku mulai mendingan dibanding dulu yang masih suka salah grammar dan keliatan pas-pasan banget. Walaupun akhirnya aku belum dapet kesempatan meet and greet sama mereka, tapi setidaknya aku dapet hal positif dimana bahasa Inggrisku mulai membaik. Selain bahasa Inggris aku jadi belajar menabung, aku beli tiket Westlife dengan uangku sendiri yang berhasil kukumpulkan selama setahun. Jualan pulsa, jajan dikurangin rela aku lakukan demi nabung buat beli tiket konser yang sudah lama kunantikan. Aku juga iseng buka tiket pesawat dan mengira-ngira cukup nggak uangku buat beli tiket konser plus tiket pesawat ke Jakarta. Temen-temenku mungkin berpikir kalau aku terlalu gila dan fanatik sama boyband satu ini, tapi kenyataannya memang iya. Beberapa dari mereka sempet ngga percaya kalau aku bakal ke Jakarta dan bolos sekolah demi Westlife. Padahal itu seminggu sebelum UTS. Nekat! Nonton konser tentunya nggak asyik sendirian kan? Nah karena fangirling juga aku punya banyaaaak temen baru. Kita nonton konser bareng, kadang gathering dan hang out bareng.   

Kelihatannya menyenangkan ya jadi fangirl? Yep! Tapi kembali ada suka ada duka. Dukanya jadi fangirl juga lumayan lho. Contohnya: seorang fangirl baru saja menonton konser penyanyi kesukaannya untuk pertama kalinya. Selang dua minggu kemudian, penyanyi itu mengumumkan bahwa dia akan berhenti. *hening* rasanya nggak sanggup. Selama ini si fangirl sudah begitu semangat menantikan album baru, tour, DVD, merchandise, dan segala berita tentang penyanyi itu dan tiba-tiba semuanya dihentikan? Di kehidupan nyata ini rasanya kayak ditinggalin pacar. Semua kenangan masih tersisa namun si pemberi kenangan hanya tinggal asa. Ada juga dimana saat seorang fangirl merasa cemburu berat saat artis kesukaannya pacaran/ menikah. Rasanya kayak, “Kenapa bukan aku? Kenapa harus dia?” dramatis sekali ilustrasinya. Hahahaha. Ini mungkin juga karena jadi fangirl suka mengklaim kalo orang yang kita fangirl-in adalah pacar/gebetan/suami dan lain-lain. “Kim Soo Hyun itu pacarku, titik.” Kita harus belajar menerima bahwa dunia kita dan si artis memang berbeda. Mereka artis dan pasangannya pasti sesama artis (walaupun ngga semua artis begitu). Kecemburuan ini kadang berlanjut. Kim Soo Hyun nyebut wanita idamannya adalah aktris dari Inggris, Kaya Scodelario. Mereka sempat menjalani photoshoot bareng untuk salah satu produk. Fotonya mesra banget, rasanya kalau liat itu tiba-tiba ada backsound lagunya cita citata dicampur lagu the last timenya Taylor Swift. Nanonanonano rame rasanya! Kaya memang cantik banget. Tapi mau cemburu kayak apapun, who the hell cares? We’re only fans. We’re just admirer.

Dan ngga berhenti sampai disitu, karena fangirl adalah seorang wanita dan wanita umumnya emosional. Nggak jarang suka ngiri satu sama lain. Kalau ada yang dibales tweetnya atau bisa foto bareng dan dapet kesempatan meet and greet sukanya jealous-jealous-an. Tentu tanggapan masing-masing orang berbeda. Ada yang, “Yaudahlah, mungkin belum rejeki.” Ada yang, “Ih kok dia bisa dapet sih? Dia ngapain emang sampe bisa dapet gituan?” atau “Ini ngga adil!!!!!!” (sambil nangis meraung-raung di depan kaca) ß hanya ilustrasi. Jadi, ketahuilan jadi fans itu bukanlah hal yang gampang. Kita itu sama halnya dengan orang yang dimabuk cinta. Kita merasakan suka, cemburu, deg-degan, khawatir, dan perasaan-perasaan lainnya. Makanya maklumi kami saat kami suka mengupdate status dan membicarakan artis kesukaan kami. Karena itulah bagian dari “show up” kami. Buat fangirl yang selama ini unek-uneknya sama, jangan lupa recommend di masing-masing socmedmu ya! Sekalian promosiin blog ini. Huehuehue.

One thing that I learned from being a fangirl is: Being a fangirl is better than loving someone secretly. We don’t need to be shy and hide our love feelings because we can ‘safely’ show it even in public. No need to worry too about what will their reaction be like. I still can love. He/they still love me as a fan. J


1 komentar: